Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mudik Lebaran 2015

Bowo Tempuh Jakarta-Solo Enam Hari

Mudik Lebaran dimanfaatkan Bowo untuk menyalurkan hobi. Dia rela menempuh perjalanan Jakarta-Solo enam hari lewat cara ngontel.

Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: rika irawati
tribun jateng/daniel ari purnomo
Bowo mengayuh sepeda saat melintas di Bawen, Kabupaten Semarang. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di usianya yang hampir genap 60 tahun Oktober 2015 mendatang, kegilaan Wibowo berpetualang semakin menjadi-jadi. Bagaimana tidak, euforia mudik Lebaran tahun ini, ia jalani lewat cara mengayuh sepeda dari Jakarta menuju Solo. Tentu saja, ini tak lazim bagi seorang lansia pada umumnya.

"Saya dasarnya memang suka adventure (berpetualang--Red). Mudik bersepeda ini sudah kali kedua. Pertama, saat saya berumur 55 tahun. Ini agenda lima tahunan saya. Sekarang, umur saya hampir genap 60 tahun Oktober nanti,"ucap ayah dua anak itu saat ditemui Tribun Jateng di kawasan Bawen, Kamis (16/7/2015) sore.

Butuh enam hari bagi Bowo, sapaan akrabnya, menempuh perjalanan dari Jakarta-Solo. Lima tahun sebelumnya, ia tempuh dalam waktu lima hari.

"Saya berangkat dari Jakarta, tepatnya dari Pesanggrahan, Jakarta Selatan, hari Sabtu (11/7/2015) pagi. Sampai Solo yang prediksi tengah malam nanti (Kamis, 16/7/2015)," ucap pensiunan bank plat merah itu singkat.

Agar lebih nyaman di perjalanan, Bowo memodifikasi beberapa bagian sepeda yang digunakan. Ia menambah lima busa bekas sofa yang ia bungkus kain sarung, sebagai dudukan.

"Dari Jakarta, hanya membawa baju dua potong. Kalau mandi, saya di masjid pinggiran jalan. Kalau tidur, saya pilih di emperan toko. Biaya konsumsi per hari sekitar Rp 125 ribu, itu untuk makan, minum, dan rokok," paparnya.

Saat menjalankan niatnya, Bowo tidak mendapat dukungan dari keluarga, khususnya sang istri, Tutik. Ia mengatakan, beberapa kali tidak mendapat persetujuan dari Tutik namun karena sifat Bowo yang dikenal bandel di lingkup keluarga, Bowo tetap menjalankan niatnya.

"Ya, istri dan kedua anak saya sempat marah, tetapi saya bandel. Mereka tahu kalau sifat saya bandel dan keras kepala jadi mau tidak mau mereka mengijinkan. Hari ini, (Kamis, 16/7/2015) istri dan kedua anak saya berangkat naik mobil dari Jakarta, paling nanti ketemu di jalan," kata Bowo sambil terkekeh-kekeh.

Banyak pelajaran berharga, menurutnya, saat menjalankan niatan mudik bersepeda. Pria yang juga hobi naik gunung itu mengatakan, banyak orang di jalan yang peduli kepadanya.

"Kalau makan, kebanyakan tidak membayar, malah kadang-kadang saya dikasih uang sampai Rp 50 ribu. Banyak orang peduli kepada saya," tuturnya sembari menyeruput es degan bersama Tribun Jateng di kawasan Bawen.

Tidak diduga, Bowo juga menceritakan, dirinya hampir menaklukkan Seven Summit (Puncak Tertinggi) Indonesia. Kurang dua puncak yang akan ia daki yakni puncak Cartenz di Papua dan Puncak Bukit Raya di Kalimantan Tengah.

"Kalau keluar negeri, yang paling jauh adalah di Swedia. Agenda saya nanti mau ke Nepal. saya ingin mendaki di basecamp Everest. Bukan puncaknya lho ya, kalau puncaknya biaya mahal, hingga ratusan juta. Sudah saya kalkulasikan, kalau di basecamp hanya sekitar belasan juta saja mendakinya," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved