Para Calon Mulai Berani Saling Sindir

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Untuk kali pertama, tiga bakal calon wali kota Semarang mengikuti dialog budaya di Teater Terbuka Taman Budaya Raden Saleh (TBRS), Jalan Sriwijaya Nomor 29, Kota Semarang, Rabu (12/8) sore. Mereka yaitu Hendrar Prihadi yang diusung Koalisi PDIP, Demokrat, dan Nasdem, Sigit Ibnugroho Sarasprono (Gerindra, Golkar, dan PAN), serta Soemarmo Hadi Saputro (PKS dan PKB).

Pada diskusi yang digelar Dewan Kesenian Semarang (Dekase) tersebut, ketiganya saling sindir dan saling membalas.

"Dulu, saat saya menjabat wali kota saya anggaran Rp 450 juta untuk Dekase. Tetapi pada zaman pemerintahan tahun ini cuma dianggarkan Rp 150 juta saja. Itu sebagai bukti saya lebih perhatian terhadap budaya," kata Soemarmo.

Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi, yang merasa bila pernyataan Soemarmo itu ditujukan kepadanya pun angkat bicara.

"Bukan saya lo yang memulai menyindir. Tetapi mungkin Pak Marmo tidak paham regulasinya, (hibah) itu tidak boleh berturut-turut setiap tahunnya. Tiap anggaran ada ketentuan dan aturannya," kata Hendi, membalas sindiran Soemarmo.

Sigit pun tak mau kalah. Pengusaha muda itu juga ikut nimbrung terkait anggaran untuk kebudayaan. "Kalau memang anggarannya tidak cukup, maka harus lebih kreatif dong. Jangan hanya mengandalkan APBD, misalnya kita bekerja sama dengan swasta," kata Sigit.

Moderator acara tersebut, Achiar M Permana (redaktur Tribun Jateng), sebelumnya telah memberikan arahan kepada masing-masing bakal calon untuk tidak saling serang. Achiar juga beberapa kali terlihat menenangkan para supporter yang mulai mencibir bakal calon lain.

Suasana diskusi yang mengusung tema "Membangun Bersama Kebudayaan Kota Semarang" itu pun mirip pemanasan debat kandidat. Saat suasana memanas, kelompok musik Timiki tampil meredakan ketegangan dengan lagu-lagu perjuangan dan dolanan anak, yang telah diaransemen dengan pendekatan khas anak muda.

Suporter

Serunya pertemuan ketiga bakal calon itu juga sama ramainya dengan para pendukungnya masing-masing. Pendukung Hendi mendominasi tempat duduk yang tersedia di teater terbuka. Beberapa kali Hendi berdiri dan bernyanyi bersama pendukungnya. "Semarang Hebat, Hendi menang," teriak para pendukungnya.

Sementara pendukung Sigit yang beberapa terlihat memakai topeng dan atribut tokoh film Superman juga tak mau kalah. "Sigit cilik tapi duite akeh (Sigit kecil tapi duitnya banyak)," ujar mereka.

Sementara itu, pendukung Soemarmo yang kebanyakan memakai baju loreng warna orange juga beberapa kali meneriakkan yel-yel. "Marmo Maju Menang," teriak mereka.

Selain para pendukung, dua bakal calon wali kota juga hadir dalam diskusi tersebut. Mereka adalah Zuber Safawi, pendamping Soemarmo HS, dan Agus Sutyoso, pasangan Sigit Ibnugroho. Sementara itu, bakal calon wali kota pasangan Hendi, Hevearita G Rahayu, absen dalam diskusi itu karena ada keperluan di Jakarta.

Sementara itu, Hendi tiba di TBRS dengan puluhan pendukungnya. Sebelumnya, tiba-tiba mampir ke satu kios di Pazaar Seni, di dalam komplek TBRS. Hendi yang memakai kemeja putih membeli sebuah kaus produksi lokal Semarang, "Kaos Polos" bergambar Lawangsewu.

Hendi kemudian secara dadakan mengganti kemeja putihnya dengan kaus warna putih yang baru dibeli. Hendi memborong lebih dari 20 kaus lalu dibagikan kepada teman-temannya yang datang berombongan.

"Ini bagian kecintaan saya kepada produk lokal, terlebih produksi kaus ini bertema ikon-ikon Semarang. Saya kira ini kreatif dan menarik," katanya. (ape)