Destinasi
Kloset Duduk Soekarno di Kolong Tempat Tidur
Sebuah poster berukuran sekitar 50 cm x 120 cm terpasang di dinding, tepat di samping pintu masuk ke sel tahanan No TA 01.
TRIBUNJATENG.COM -- Sebuah poster berukuran sekitar 50 cm x 120 cm terpasang di dinding, tepat di samping pintu masuk ke sel tahanan No TA 01. Kombinasi huruf dan angka tersebut adalah kode nama sel tahanan yang berarti "Timur Atas Nomor 01".
Timur atas adalah nama satu dari delapan blok di Lapas Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat. Delapan blok itu adalah blok Utara, Selatan, Barat, yang disesuaikan dengan arah mata angin. Kelompok ini terdiri dari dua blok, yakni atas dan bawah. Di blok Timur atas terdapat 42 sel tahanan dan sel tahanan No TA 01 tepat berada paling depan.

Poster yang terpasang di dinding luar sel tahanan No TA 01 berisi tulisan yang menegaskan Ir Soekarno, Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia (RI) pernah "menginap" di sel tersebut.
Di sel tahanan berukuran 3,2 m x 2,5 m itu, Soekarno yang biasa disapa Bung Karno ditahan pemerintahan kolonial Belanda selama lebih dari setahun, yakni pada periode 9 Desember 1930 hingga 31 Desember 1931.
Selain poster, keterangan yang menegaskan sel tahanan yang berada di lantai dua blok Timur itu sebagai tempat penahanan Bung Karno adalah tulisan di pintu masuk sel. Di situ tertulis "Bekas Kamar Bung Karno" dan di bawahnya ada kalimat berbahasa Inggris "The Former Room of Bung Karno". Tulisan ini terlihat jelas karena dasarnya warna merah, sedangkan pintu masuk sendiri bercat warna terang.
Begitu membuka pintu sel tahanan dan masuk ke dalam bekas kamar Bung Karno itu, terasa aura yang berbeda. Suasana hening dan membuat hati serta pikiran menerawang ke masa lalu. Di dalam kamar tahanan Bung Karno itu tersimpan sejumlah properti.
Ada sebuah kursi, meja, dan lemari kayu ukuran kecil yang tersimpan di sebelah kanan dan tengah merapat ke dinding. Juga terdapat wastafel di pojok kanan atas, serta kloset duduk di pojok kiri lantai. Uniknya kloset duduk berada di kolong tempat tidur!
Tempat tidur dari besi yang bisa dilipat ke atas ini merupakan satu-satunya properti bekas peninggalan Bung Karno yang masih asli. Sedangkan kasur, bantal, dan spreinya merupakan replika. Begitu juga barang lainnya seperti kursi, meja, lemari, wastafel, maupun kloset duduk, adalah replika.
"Karena termakan usia, barang-barang itu jadi lapuk dan rusak. Kemudian negara membuat replikanya untuk mengenang Bung Karno. Jadi yang masih asli hanya tempat tidurnya saja," kata Kepala Pengamanan Lapas Sukamiskin, Heru Tri Sulistiono, beberapa waktu lalu.
Selain barang yang masih asli dan replika, di dalam kamar tahanan Bung Karno juga ditambahi pernak-pernik lainnya. Seperti poster di kiri dan kanan dinding, serta buku-buku tentang perjuangan Bung Karno yang diletakan di atas lemari kayu kecil. Total ada 13 buah buku yang disimpan disana.
Poster di kanan dinding menceritakan tentang kehidupan Bung Karno selama ditahan di Lapas Sukamiskin. Saat itu blok penjara ini dinamakan 'Politiekie Gevangenen' atau blok khusus untuk para tahanan politik.
Kode Unik
Lapas Sukamiskin Bandung, Jawa Barat tak terlepas dari kisah pasangan suami istri Soekarno-Inggit Garnasih. Tebalnya tembok penjara, ternyata tak mampu memisahkan jalur komunikasi di antara mereka berdua. Uniknya, justru di sini pula menjadi bukti betapa kompaknya pasangan suami istri ini untuk memikirkan nasib bangsa Indonesia.
Bagi Bung Karno, dinding penjara tak sanggup untuk memisahkan dirinya dengan semua informasi yang ada di luar sana. Di sinilah peran luar biasa seorang Inggit Garnasih. Selama sang suami berada dalam penjara, Inggit mendapat jatah kunjungan dua kali dalam sepekan. Kesempatan itu digunakan untuk membawa makanan dan buku-buku ke dalam tahanan.
Tak ingin ketinggalan segala peristiwa di luar tembok Lapas Sukamiskin, Bung Karno menggunakan siasat, yakni menciptakan kode tertentu untuk memperoleh informasi dari luar penjara. Jadi kalau Inggit mengirim telur asin, ini artinya di luar penjara ada kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Sang Proklamator juga sempat memperdayai pemerintah kolonial Belanda melalui kiriman kitab suci Alquran yang dibawa Inggit Garnasih.
Pada 24 April 1931, Inggit mengirim Alquran untuk Bung Karno. Karena sudah dirancang sedemikian rupa, Bung Karno lalu membuka halaman 24. Di bawah huruf-huruf tertentu di halaman itu sudah dilubangi, mirip huruf Braille yang merangkai suatu kalimat tertentu yang mengabarkan kondisi rekan-rekan seperjuangan di luar penjara.
Ada pun poster yang terpampang di kiri dinding menceritakan tentang pidato pembelaan Bung Karno yang legendaris di Gedung Landraad Kota Bandung yang dikenal dengan judul "Indonesia Menggugat".
Secara umum, kondisi kamar tahanan Bung Karno cukup terawat. Kondisinya bersih, sinar matahari dan udara bisa bebas keluar masuk dengan sempurna. Sejak Indonesia merdeka, sel tahanan No TA 01 itu memang sengaja dikosongkan untuk mengenang perjuangan Bung Karno.
Lapas Sukamiskin sendiri terletak di bagian Timur Kota Bandung. Untuk menuju ke lapas yang dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1918 itu, pengunjung bisa menempuhnya dengan melewati Terminal Cicaheum ke arah Timur. Dari terminal ke lapas tersebut ini berjarak sekitar 4 kilometer.
Lapas Sukamiskin memiliki kapasitas 547 penghuni. Kini lapas tersebut mayoritas dihuni narapidana kasus tindak pidana korupsi, dengan kuantitas sebanyak 384 orang, berselisih jauh dengan jumlah napi kasus tindak pidana umum yang hanya 95 orang. Lapas Sukamiskin kini telah ditetapkan sebagai lapas pariwisata. (Bersambung). (tribun jabar/ichsan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/kamar-soekarno-di-lp-sukamiskin1_20150819_065852.jpg)