Ibadah Haji
Delapan Ribuan Calhaj Indonesia Sudah Berada di Makkah
Sejak Minggu, 3.925 jemaah Indonesia masuk ke Makkah setelah sembilan hari berada di Madinah
MAKKAH, TRIBUNJATENG.COM - Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Dharmakirty Syailendra Putra, mengimbau jemaah calon haji yang baru tiba di Makkah tak memaksakan diri selalu beribadah di Masjidil Haram. Pasalnya, puncak musim haji masih lama.
"Terpenting menjaga kesehatan karena (udara) masih panas. Jangan memaksakan diri masuk Masjidil Haram," ujarnya di Hotel Grand Al Tasyeer, Makkah, Minggu (30/8) malam.
Sejak Minggu, 3.925 jemaah Indonesia masuk ke Makkah setelah sembilan hari berada di Madinah. Kemarin, giliran 4.567 jemaah yang datang bertahap.
Jemaah asal Embarkasi Solo yang sudah berada di kota suci ini antara lain 356 orang dari kelompok terbang (kloter) 01 dan 354 orang dari kloter 02. Adapun suhu udara di Makkah rata-rata 39 derajat Celcius.
Menurut Dharmakitry, puncak proses haji yaitu wukuf di Arafah masih panjang. Sekitar 22 hari lagi.
Dia pun tak bosan-bosanya mengimbau agar jamaah menghemat tenaga. Mereka masih akan menjalani rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
"Kuncinya jaga fisik, jaga kesehatan, dan berkomunikasi dengan sesama jemaah. Jadi harus saling memberi informasi," lanjutnya.
Dia menyebut penyelenggaraan haji tahun ini ditandai banyak peningkatan. Terutama dalam akomodasi untuk jemaah.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2015, Arsyad Hidayat, menyatakan peningkatan pelayanan bisa terlihat dari kondisi pemondokan. Yang diberikan kepada calon haji asal Indonesia sekelas hotel bintang tiga dan empat.
"Maka di hotel-hotel itu tak boleh memasak. Nanti disiapkan semacam kafetaria," papar Arsyad.
Hotel tempat menginap juga menyiapkan air zamzam dan seprai yang diganti seminggu sekali. Fasilitas keamanan dan kebersihan juga lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hingga Senin (31/8) pukul 06:00 Waktu Arab Saudi atau pukul 10:00 WIB, jumlah jemaah calhaj Indonesia di negeri itu telah mencapai 51.705 orang. Adapun calhaj yang berada di Makkah sudah 8.000-an orang.
Rombongan jemaah asal Tasikmalaya, Jabar, menjadi rombongan pertama calhaj Indonesia yang tiba di Makkah dari Madinah. Mereka datang pada Minggu pukul 15:00 Waktu Arab Saudi.
Sementara itu, ada seorang calhaj asal Jateng yang meninggal di Madinah. Sunarto bin Wiryantika (54) dari Cilacap meninggal di Rumah Sakit King Fahd, Jumat (28/8).
Sunarto, anggota kloter 03 Embarkasi Solo, merujuk surat kematian yang ditandatangani dokter Mukti meninggal akibat kanker paru-paru. Dia sempat menjalani perawatan sebelum mengembuskan nafas terakhir.
Almarhum sedianya berangkat ke Tanah Suci dengan kloter 01. Dalam perjalanan dari Cilacap ke Solo penyakitnya kambuh sehingga dirawat lebih dulu di Poliklinik Embarkasi Solo.
Dia kemudian dirujuk ke RSUD dr Moewardi. Setelah dirawat, Sunarto akhirnya diberangkatkan bersama kloter ketiga pada 21 Agustus.
Tercatat sudah ada 16 calhaj Indonesia yang meninggal di Tanah Suci. Sebanyak 15 orang meninggal di Madinah, satu lagi di Makkah.
Rata-rata yang meninggal masuk dalam daftar jemaah risiko tinggi dengan usia di atas 60 tahun. Energi yang diforsir untuk melakukan aktivitas ibadah menjadi penyebab banyaknya jemaah asal Indonesia yang meninggal dunia.
"Hampir seluruh jemaah yang meninggal di Madinah diakibatkan penyakit tidak menular. Kematian diakibatkan penyakit seperti jantung, diabetes, dan sesak nafas," terang Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Madinah, Darmawali Handoko, di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI).
Pihaknya mulai menyosialisasikan kepada petugas kesehatan kloter dan sektor supaya waspada. Mereka harus secepatnya meminta bantuan BPHI bila ada anggota jemaah yang mengalami gejala-gejala penyakit jantung.
"BPHI punya tenaga ahli yang bisa dimanfaatkan. Di sini ada ahli penyakit jantung dan penyakit dalam. Jemaah bisa memanfaatkannya. Bila ada keluhan bisa langsung berkonsultasi dengan kami," ungkapnya. (*/ant)