Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Outlook 2016

Alf Arslan Djunaid Siapkan Program 100 Hari untuk Kota Pekalongan

Alf Arslan Djunaid Siapkan Program 100 Hari untuk Kota Pekalongan

Penulis: raka f pujangga | Editor: iswidodo
tribunjateng/dok
Alf Arslan Djunaid Siapkan Program 100 Hari untuk Kota Pekalongan 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN- Pada Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Pekalongan 2015, Alf Arslan Djunaid membawa modal pengalaman memimpin Kota Batik. Lima tahun sebelumnya, pada periode 2010-2015, dia menjabat sebagai wakil wali kota, mendampingi Wali Kota, Basyir Ahmad. Modal pengalaman itulah yang akan dibawa Alex, demikian sapaan akrabnya, untuk memimpin Kota Pekalongan lima tahun ke depan, bersama pendampingnya, Saelany Machfudz.

Kepada wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga, Alex memaparkan rencana-rencananya pada tahun 2016, yang merupakan tahun pertama kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Kota Pekalongan. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana perasaannya setelah memenangkan Pilkada 2015 di Kota Pekalongan?
Saya lega dan bersyukur, penyelenggaraan pilkada berjalan lancar dan tidak ada permasalahan di bidang keamanan. Dan saya beterimakasih sekali lagi, partai koalisi, KPU Kota Pekalongan, Panwaslu, dan Muspida yang telah mendukung penyelenggaraan Pilkada.
Ini merupakan contoh pilkada yang lancar dan tidak ada saling menggugat. Semuanya kondusif, hingga setelah ditetapkannya pemenang Pilkada di Kota Kekalongan. Kemudian saya harapkan pelantikannya yang direncanakan bulan Mei untuk yang akhir masa jabatannya 2015 atau pelantikannya bulan Juni yang dilaksanakan juga serentak. Kami mengharapkan, semuanya tetap dapat berjalan secara kondusif.

Apa modal utamanya hingga kemenangan dalam Pilkada di Kota Pekalongan ini diraih optimal?
Sebenarnya faktor-faktor penentu kemenangan itu sebetulnya banyak. Jika saya hitung ada tiga hal. Pertama, adalah dukungan dari partai koalisi. Selama pelaksanaan Pilkada ini, mesin partai dapat berjalan. Kedua, dukungan dari seluruh keluarga besar dan saudara saya yang ada di Kota Pekalongan. Kemudian yang terakhir, ketiga adalah dari relawan, karena faktor popularitas, dikenal dan disuka hingga akhirnya dapat terpilih. Sehingga pada akhirnya saya menang, karena dari relawan yang juga bergerak lebih dinamis mendukung.

Setelah Pilkada selesai, bagaimana menurut Bapak cara masyarakat menyikapi pandangan yang sempat terkotak-kotak?
Kemenangan dalam Pilkada ini untuk semua masyarakat Kota Pekalongan, bukan untuk golongan tertentu saja. Warga yang pro dan kontra wajib bersama-sama membangun Kota Pekalongan yang lebih baik lagi.
Makanya, konsep visi misi saya itu mengusung 'Brayan Urip'. Maksudnya, membangun Kota Pekalongan ini bersama dengan masyarakat. Setiap hari Jumat, dua pekan sekali, saya ingin mengumpulkan masyarakat, bergiliran untuk memberikan masukan-masukan untuk pemerintahan.

Adakah yang harus dikhawatirkan ekses Pilkada terhadap pelaksanaan pembangunan di Kota Pekalongan?
Kalau saya pikir, so far so good. Kami akan melakukan sinkronisasi, apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dan SKPD yang terbaik. Kami akan mengaitkannya dengan waktu dan anggaran yang ada, sesuai kebutuhan masyarakat. Makanya, saya berencana untu‎k membuat Dewan Riset yang selama ini belum ada di Kota Pekalongan.

Bagaimana sistem kerja Dewan Riset itu untuk Kota Pekalongan yang lebih baik?
Dewan Riset itu akan menjadi konsultan saya, dalam pembangunan Kota Pekalongan selama lima tahun ke depan. Semakin mengerucut, Dewan Riset itu akan terdiri dari beberapa kalangan yakni pendidikan, pengusaha, agama, birokrat, dan lainnya. Yang jumlahnya tidak lebih dari tujuh orang.
Mereka itu sebagai masukan, atau sebagai pemegang roadmap dalam bidangnya masing-masing. Misalnya dunia pendidikan, teknologi, informasi. Karena ke depan tantangannya semakin nyata, menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau yang lainnya.

Lalu apa yang Anda janjikan pada 2016?
Ya sesuai dengan yang kami janjikan sebelumnya. Kami berharap, selama 100 hari kerja bisa kami mengembalikan kelurahan (yang telah digabungkan--Red) dan logo Kota Pekalongan semula. Penggabungan kelurahan dan penggantian logo Kota Pekalongan bisa kami kembalikan seperti semula sesuai janji dulu saat kampanye.

Apakah waktunya bisa terkejar, mengingat waktu pelantikannya yang akan dilaksanakan pertengahan tahun?
Tentu bisa. Namun apa yang menjadi pemikiran, harus kita sesuaikan terlebih dulu dengan masyarakat. Yang terpenting, visi misi dapat terlaksana melalui tiga hal terlebih dulu.
Pertama, ruang untuk melaksanakannya. Kedua, waktu pelaksanaannya ada jangka pendek, menengah dan panjang. Kemudian ketiga, dibutuhkannya anggaran yang menopang sehingga program kerja itu bisa terlaksana.

Apa yang Anda lakukan untuk merangkul mantan lawan dalam Pilkada?
Kota Pekalongan ini kota kecil. Jadi sebenarnya saya dan calon lainnya itu sudah saling kenal sebelumnya. Tim sukarelawan masing-masing calon itu juga sebenarnya suda saling kenal akrab bergaul di lingkungan yang sama. Tentunya, kami mengajak calon lainnya untuk bersama-sama membangun untuk mengabdi kepada Kota Pekalongan yang lebih baik.

Adakah program-program yang tidak dikerjakan dari periode pemerintahan sebelumnya?
Program dari Wali Kota Pekalongan yang dulu masih kurang akan kami sempurnakan, tentunya yang bagus akan kami lanjutkan. Misalnya, bantuan masjid dan musala, bantuan honor guru untuk madrasah, kemudian bantuan guru-guru tenaga kontrak.
Sesuai kebutuhan, kami akan mendorongnya untuk peningkatan upah minimum kota (UMK) Pekalongan.
Kemudian rencana pembangunan Jalan Lingkar Utara (Jalingkut) yang merupakan gabungan dari proyek nasional, Provinsi Jateng, dan Kota Pekalongan ini tentunya akan dilanjutkan. Selain itu masih ada juga proyek tol Batang-Pemalang, yang untuk Kota Pekalongan di Kelurahan Soko Duwet ini juga ada yang terkena proyek tol tersebut.

Apa yang Anda janjikan sebagai terobosan baru periode kepemimpinan Anda?
Saya melihat kondisi Kota Pekalongan yang menjadi pusat kota kalah ramai dibandingkan daerah lain di sekitarnya Batang dan Kajen, Kabupaten Pekalongan. Di sana ada banyak hiburan rakyat, yang menjadi hiburan warganya. Dua wilayah selain Kota Pekalongan memang lebih ramai.
Jika sebelumnya adanya larangan iklan rokok masuk,nanti akan kami tinjau kembali. Larangan merokok tentu tetap dibatasi di rumah sakit, kantor, sekolah akan kita larang. Tapi untuk aturan-aturan lainnya dalam Perda Rokok, tentu akan ditinjau agar kita juga bisa mendapatkan valuenya. Kemudian geliat industri bisa tumbuh berkembang.

Lalu, bagaimana caranya untuk menciptakan pemerintahan yang bersih?
Yang pertama, kita harus menyinkronkan, tidak bisa tiba-tiba begitu saja. Birokrasi ke depan harusnya yang melayani, transparan, dan betul-betul clean and good government. Kami juga akan memberikan reward and punisment, pemimpin juga harus ikut memberikan sebuah contoh. (tribunjateng/raka f pujangga)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved