Naneth Ekopriyono: Media Sosial Dorong Tumbuhnya Wirausaha Baru

Seorang mahasiswi sastra Undip dengan follower Instagram mencapai ratusan ribu dengan mudahnya mendapatkan endorse barang dan uang Rp 3 juta. Seorang blogger yang mereview makanan pun bisa dengan mudah mendapatkan bayaran uang. Saat ini banyak orang lebih percaya testimoni ketimbang iklan. Dan 2016, tren media sosial akan menumbuhkan semangat entrepreuneur. Mereka akan melihat peluang pasar untuk menciptakan sebuah produk kreatif.

Respons pasar di Semarang seperti apa terkait daya beli, karakteristik konsumen, dan minat belanja terhadap produk-produk lokal UMKM?
Ada satu statement, kalau bisa menaklukan pasar Semarang berarti produk itu memang oke. Orang Semarang itu demenyar, menyukai sesuatu hal baru, habis itu kalau bosan ya sudah. Tantangan usaha di Semarang itu banyak dan itu unik.

Setiap bisnis yang dijalankan tidak hanya mengandalkan potensi lokal. Tapi harus mampu menarik orang luar datang ke Semarang. Jogja dan Solo bisa banyak pengunjung karena mereka menyajikan hal yang unik. Kita tidak bisa menghindari tingginya suatu bisnis bertumbuh karena banyaknya pengunjung yang bisa kita tarik. Bisnis kita mampu menarik orang luar datang ke Semarang.

Daya beli orang Semarang tidak terlalu signifikan. Sekali lagi karena bisnis tidak bisa mengandalkan daya beli Semarang, paling menarik potensi market yang membuat orang luar datang ke Semarang. (tribunjateng/galih permadi)