Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Travel Guide

Keunikan Sop Buntut Mak Emun Langganan Istana

Ciri khas sop buntut Ma’emun adalah daging buntutnya yang empuk dan mampu terlepas dari tulangnya, tetapi masih menyisakan sedikit rasa kenyal.

Editor: rustam aji
Keunikan Sop Buntut Mak Emun Langganan Istana - sop-buntut_20160112_173004.jpg
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Sop buntut.
Keunikan Sop Buntut Mak Emun Langganan Istana - warung-sop-buntut-mak-emun-di-bogor_20160112_173109.jpg
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Warung sop buntut Ma emun di Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/10/2015).

Keempatnya menggunakan resep yang sama. Hanya isian sayuran saja yang sedikit bervariasi. Kalau kemudian dirasakan ada perbedaan rasa, itu dipengaruhi tangan pemasaknya.

Misalnya, di Warung Sop Buntut Ma’emun yang dikelola Nunung, rasa kuah sopnya cenderung lebih gurih dan sedikit kental dengan daging yang empuk.

Sementara, jika ingin menikmati sop buntut dengan cita rasa yang lebin ringan, bisa mengunjungi Warung Sop Buntut Ma’emun (Ibu Imas) di Jalan Bangbarung Raya. ”Kalau untuk resep, semua sama saja. Tinggal bagaimana masing-masing memasaknya,” kata Nuni, anak Nunung yang turut mengelola warung.

Menurut Nuni, setiap anggota keluarga Ma’emun diperbolehkan membuka warung dengan menggunakan resep sop buntut dan nama Ma’emun. Namun, prosesnya harus melalui persetujuan dan rembuk keluarga.

Nuni sendiri mengaku belum berani ikut memasak. Ia lebih banyak mengurusi kasir dan keuangan.

”Yang masak ibu. Saya tahu resep dan konsistensi rasanya, tetapi belum berani turun ke dapur. Paling bantu-bantu mengikat daging,” kata Nuni seraya menyebutkan resep sop buntut yang berisi bawang putih, bawang merah, lada, dan daun bawang.

Demikian pula dengan sepupu Nuni, Ira Harinisa (32) yang lebih banyak mengurusi kasir di warung. Sang ibu, Imas, yang memasak sop buntut. ”Kalau tamu lagi ramai, tenaga kerja kewalahan, saya ikut turun melayani tamu,” kata Ira.

Keempat warung ini paling ramai pada jam makan siang selain pada saat sarapan. Warung akan tutup ketika persediaan buntut yang dimasak habis. Biasanya tidak lama setelah waktu makan siang.

Bahkan, di akhir pekan, menurut Ira, sop buntutnya bisa habis hanya dalam 1-2 jam saja. Di akhir pekan, warung sop buntut Ma’emun akan rampai oleh orang Jakarta yang berpelesir ke Bogor. Warung buka setiap hari, kecuali saat Idul Fitri, Idul Adha, dan ada acara keluarga.

Terbatasnya pasokan bahan baku, yakni buntut, membuat keempat warung hanya menyajikan sop sesuai ketersediaan buntut. Sekali-sekali pernah terjadi, ketiadaan pasokan buntut membuat warung terpaksa libur.

”Kami pakai buntut segar yang dibeli langsung dari pejagalan. Kalau pakai buntut yang dibekukan, nanti hasilnya benyek,” kata Nuni.

Favorit di kalangan istana

Sop buntut Ma’emun rupanya menjadi favorit kalangan Istana Bogor, setidaknya seperti diceritakan Ira dan Nuni. Menurut Ira, warungnya pernah kedatangan orang yang memesan sop buntut untuk disuguhkan kepada presiden. Saat itu, masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

”Kalau Pak SBY sih memang belum pernah datang langsung. Namun, orang istana yang datang menginformasikan kalau sop buntut itu untuk Pak SBY. Biasanya yang dipesan sop buntut dan emping,” kata Ira.

Pesanan sop buntut juga datang ke warung yang dikelola Nunung dan Nuni. Beberapa kali, pesanan itu diiringi dengan warungnya yang kemudian ramai dijaga oleh petugas berseragam.

”Pernah pesan 100-150 porsi. Kalau pas ke sini, jalanan di depan ramai dijaga petugas dan PM (polisi militer),” kata Nunung. (SRI REJEKI)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved