Ledakan Sarinah
Jejak Bahrun Naim Terduga Pengebom Thamrin, Pernah Bawa Kabur Mahasiswi Demak
Jejak Bahrun Naim Terduga Pengebom Thamrin, Pernah Bawa Kabur Mahasiswi Demak
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Puthut Dwi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut, pelaku teror bom dan penembakan di area Sarinah Thamrin merupakan kelompok ISIS jaringan Asia Tenggara.
Motif dari penyerangan siang tadi karena adanya persaingan merebutkan kekuasaan untuk menguasai jaringan ISIS di Asia Tenggara. Ada tokoh ISIS bernama Bahrun Naim yang ingin dirikan Kathibah Nusantara di Indonesia. Dia mau jadi leader ISIS di Asia Tenggara. Ada upaya rivalitas, untuk menjadi pemimpin. Untuk menunjukkan kehebatannya itu, Bachrum Naim lancarkan serangan di Jakarta.
Siapa Bahrun Naim? Iya dia punya nama Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan. Berdasar penelusuran Tribun Jateng, Bahrun Naim pernah tinggal di Sangkrah, Pasar Kliwon Solo. Dia juga seorang residivis kasus kepemilikan ribuan amunisi senjata api berbagai jenis. Pada tahun 2010, dia ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 anti teror. Pada bulan Juni 2012, dia bebas dari penjara.
Dia pernah membawa kabur Siti Lestari (23) mahasiswi UMS Solo asal Demak. Orangtua Siti Lestari bernama Sugiran (65) dan Surati (54) menuturkan, anaknya dibawa kabur oleh Bahrun Naim ke Suriah, Februari 2015 silam.
Siti Lestari menjalin hubungan asmara dengan Bahrun yang telah punya dua anak. "Awal 2014, Bahrun Naim atau Anggi bermain ke rumah di Demak bersama Riri (Siti Lestari) dengan mengendarai mobil. Riri kemudian mengenalkan Bahrun kepada orangtuanya bahwa dia mencintai Bahrun. Menurut Riri kala itu, Bahrun adalah ustaz yang baik dan akan menikahinya.
Saat itu orangtua Riri menolak keinginan Bahrun karena Bahrun mengaku telah memiliki istri dan dua anak. Saat itu Bahrun sempat bermalam di rumah Riri di Demak dan setelah itu kembali ke Solo mengajak Riri lagi. Hal itu diterangkan Sudharmono kakak Riri, Senin (16/03/2015).
Juli 2014, Riri menelepon orangtuanya bahwa dia telah pindah kos. Semula kosnya Riri berada di jalan Menco Raya Gonilam, Surakarta. Namun permintaan itu ditolak oleh Bapak Riri. Tanggal 30 Januari, Riri mengirim semua buku, baju, Kartu Keluarga ke Demak. Dan Awal Februari tak bisa dihubungi keluarga, Hape dan BB mati semua. Riri menghilang dengan membawa motor yamaha beserta BPKB dan sebuah laptop toshiba. Hingga kini keluarga belum menemukan Riri. (tribunjateng/suharno/putut dwi putranto)