Ledakan Sarinah
Kisah Perjalanan Terduga Teroris Dian Juni Kurniadi
Mahir otak-atik mesin dan barang elektronik Sosok Dian Juni Kurniadi menurut keluarganya merupakan orang yang pendiam dan tertutup.
Penulis: fajar eko nugroho | Editor: Catur waskito Edy
TEGAL, TRIBUNJATENG.COM -- Siapa sangka jika Dian Juni Kurniadi (25), menjadi salah satu dari empat pelaku yang terlibat dalam peristiwa pengeboman dan penembakan di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).
Warga Jalan Darussalam, Desa Pegirikan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal Jawa Tengah itu kesehariannya adalah sosok remaja yang sopan dan pendiam.
Saat menjalankan aksi teror di kawasan dekat Mal Sarinah, Dian mengenakan kaus berwarna biru muda dan jaket hitam. Dian merupakan anak dari pasangan Sutopo (60) dan Rodiyah (50). Anak ketiga dari empat bersaudara itu tinggal di Desa Pegirikan RT 27 RW 07 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Keluarga Dian sudah memastikan bahwa Dian telah menjadi korban sekaligus terduga teroris. "Memang benar dia (Dian) menjadi korban meninggal dan salah satu terduga teroris di sana (Jakarta)," ujar Sepupu Dian, Evi (30), Minggu (17/1).
Hal itu dipertegas dengan kedatangan kedua orangtua dan adiknya bernama Riski (19) di Mabes Polri Jumat (15/1) untuk melakukan tes DNA.
"Hari Jumat sekitar pukul 20.15 ada beberapa polisi yang datang pakai dua mobil ke rumah Dian dan menjemput kedua orangtua dan adiknya. Katanya mau dibawa ke Jakarta untuk lakukan tes DNA," ungkapnya.
Saat itulah, kedua orangtua Dian pertama kali mendapat informasi jika anaknya terlibat dalam jaringan teroris.
"Orangtuanya syok setelah dapat informasi itu, awalnya mereka tidak percaya tapi pada kenyataannya seperti itu," jelasnya.
Mahir otak-atik mesin dan barang elektronik Sosok Dian Juni Kurniadi menurut keluarganya merupakan orang yang pendiam dan tertutup.
Namun, semasa menempuh pendidikan sampai lulus pendidikan sekolah menengah kejuruan, Dian dikenal anak yang cerdas dan pintar mengotak-atik mesin motor dan elektronik.
"Dian itu anaknya pendiam dan tertutup, saat tinggal di sini dia juga jarang bergaul dengan tetangganya. Tapi dia itu pinter otak-atik mesin motor dan barang elektronik yang rusak," ujar Sepupu Dian, Evi.
Pendidikan terakhir Dian adalah lulusan sebuah sekolah SMK jurusan mesin di Tegal.
Dian terakhir kali meninggalkan rumahnya untuk bekerja sebagai mekanik di sebuah perusahaan peternakan ayam di Sampit Kota Waringin Timur Kalimantan Barat.
Selama di Kalimantan Barat, lanjutnya, pihak keluarga di Tegal termasuk kedua orangtuanya sesekali mengetahui kabar Dian hanya melalui telepon seluler. (*)