Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Di Belakang Pasar Karangjati Ada Pasar juga, Ini Dia Asal Usulnya

Di Belakang Pasar Karangjati Ada Pasar juga, Ini Dia Asal Usulnya

Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: iswidodo
tribunjateng/rahdyan trijoko pamungkas
Di Belakang Pasar Karangjati Ada Pasar juga, Ini Dia Asal Usulnya. Pedagang Karangjati resah adanya pedagang liar di pasar tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Rahdyan Trijoko Pamungkas

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN- Di belakang Pasar Karangjati Semarang yang beralamat di Jl Bergas Karangjati Kelurahan Karangjati Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang terdapat Pasar yang pengelolaannya terpisah.

Awal mulanya pasar tersebut merupakan relokasi sementara pada saat pasar Karangjati kebakaran pada 9 Mei 2004. Relokasi tersebut ditempatkan di lingkungan Kelurahan Karang Jati.

Namun setelah pasar Karangjati direnovasi tahun 2007, para pedagang dikembalikan ke dalam pasar. Sedangkan tempat relokasi tersebut ditempati oleh pedagang pendatang dan dikelola oleh masyarakat sekitar.

Sampai saat ini pasar tersebut semakin berkembang dan bangunan tersebut dijadikan permanen. Lokasi Pasar tersebut hanya berjarak 100 meter dari pasar Karangjati. Pasar tersebut hanya terbatas dengan tembok pasar Karangjati dan berada di belakang pasar Karangjati.

Menurut Kepala Pasar Karangjati Gatot Suwignyo Widodo dengan adanya pasar tersebut pembeli di pasar Karangjati kemudian terbagi. Dia mengaku sudah menelusuri terkait perijinan pasar 'belakang' itu.

Gatot menuturkan bahwa pemerintah mengharapkan retribusi bisa maksimal maka pasar tersebut harus ditertibkan dengan mengacu pada Perda No.8 tahun 2011 tentang retribusi dan Perda No.5 tahun 2005. Demikian juga, bahwa pemerintah ingin melindungi pasar maka pasar 'belakang' itu pun harus dirapikan.

Para pedagang di pasar belakang atau pasar liar itu mengaku tidak kebagian tempat di Pasar Karangjati. Menurutnya, para pedagang itu adalah pendatang. Karena pasar liar tersebut awalnya merupakan relokasi dari pasar Karangjati yang terbakar dan ditempati oleh pedagang dari Karangjati. Namun semua pedagang yang berada di Pasar Karangjati kebagian tempat sedangkan pedagang susulan tidak kebagian tempat. "Ya karena ada peluang akhirnya pedagang itu ramai ramai buka lapak di situ," ujar Gatot, Selasa (19/1/2016).

Kondisi itu dikeluhkan oleh Persatuan Pedagang Pasar (Persada) Karangjati karena pengunjung atau pembeli justru lari ke pasar liar itu. Ia mengatakan bahwa anggota Persada keberatan dengan harus membayar retribusi harian. Untuk perbandingan, retribusi pedagang Pasar Karangjati Rp 700 per meter per hari, sedangkan pedagang pasar liar hanya Rp 150 ribu per bulan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved