Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ledakan Sarinah

Kisah Teroris Sarinah yang Berpamitan Kepada Babeh, Sang Penjual Es. "Mau Jihad Nih, Beh! Doain ya"

Saya bilang, mau kemana nih pagi-pagi sudah rapi banget..

Penulis: a prianggoro | Editor: a prianggoro
Tempo/Aditia Novansyah
Detik-detik penembakan di Jalan MH Thamrin yang diabadikan fotografer Tempo.co, Aditia Novansyah 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang pedagang es yang akrab dipanggil Babeh punya seklumit cerita tentang ledakan di Kawasan Sarinah beberapa hari lalu.

Babeh merupakan sosok pria yang ramah dan acapkali menyapa orang-orang yang lewat di tempat biasa berjualan di kawasan Kompleks BPPT, Meruya Utara, Jakarta Barat. Babeh juga mengenal Muhammad Ali, seorang terduga teroris yang membuat "konser" di Kawasan Sarinah, Jalah MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Babeh menuturkan, penampilan Ali saat itu, sebelum terjadi ledakan, berbeda dibandingkan hari-hari sebelumnya.

"Saya bilang, 'mau kemana nih pagi-pagi sudah rapi banget?'.

Dijawabnya, 'mau jihad nih, Beh! Doain ya'," kata Babeh bercerita, Selasa (19/01/2016).

Babeh mengaku tidak memiliki firasat apapun terhadap ucapan Ali. Namun, setelah melihat berita, ia tak menyangka Ali termasuk salah satu terduga teroris yang sempat baku tembak dengan aparat kepolisian.

Babeh menilai, selama ini tak ada yang mencurigakan dari Ali. Ia mengenal Ali sebagai sosok yang baik, pendiam, dan rajin shalat berjamaah di masjid.

Kata dia, Ali sebelumnya juga pernah bekerja sebagai satpam Kompleks BPPT.

"Kalau enggak salah, dia kerja jadi satpam kompleks enam bulan. Terus jadi satpam atau tukang parkir di Restoran Jemah di depan kompleks dan terakhir ini jadi sopir angkot," kata Babeh.

Berdasarkan foto yang berhasil dijepret fotografer Aditia Novansyah dan ditayangkan di Tempo.co, Muhammad Ali menggunakan baju berwarna biru muda dan ditutup rompi hitam.

Ia beraksi dengan santai bersama rekannya, Afif alias Sunakim. Posisi mereka berada di belakang kerumunan orang yang menyaksikan tiga tubuh tergeletak di pos polisi setelah bom meledak.

Ali diduga menembak seorang polisi lalu lintas (polantas) dari jarak dekat. Ayah tiga orang anak itu menembak polisi dari belakang mobil berpelat kepolisian yang terparkir di tengah jalan.

Polisi kemudian melumpuhkan dan menembak mati Ali serta Afif di halaman parkir Starbucks.

Pada Kamis malam dan Jumat (15/1/2016), pihak kepolisian dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan Detasemen Khusus 88 Antiteror sudah menggeledah rumah Ali di Kampung Pesanggrahan, Jakarta Barat.

Rumah Ali diduga merupakan tempat merakit bom yang kemudian digunakan di kawasan Sarinah. (Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved