Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Perjalanan Tren Topi Pet, dari Detektif sampai Pencopet

Topi pet dalam riwayatnya pernah menjadi bagian dari pakaian kaum jelata di Inggris..

Editor: a prianggoro
istimewa
Ilustrasi pemakai topi pet mulai dari artis asing hingga artis lokal. 

"Seingat saya film itu baru pada tahun 1960-an masuk Indonesia. Penampilan Marlon Brando memukau sehingga gayanya banyak ditiru, termasuk topinya," kata Jose Rizal Manua (62), pelatih dan pemain teater, yang juga belakangan suka memakai topi pet.

Menjamur di Tanah Air
Tahun-tahun itu, anak-anak muda di Tanah Air keranjingan memakai topi pet. Tokoh-tokoh sastra ataupun bintang film banyak yang memakai topi ini.

Sebutlah Slamet Rahardjo, Sapardi Djoko Damono, dan Putu Wijaya. Sapardi dan Putu masih kerap memakai topi pet ini hingga sekarang.

Para pemakai topi ini ingin mengesankan diri ganteng dan gagah, setidaknya seperti Brando.

Kesan itu pula yang ingin disampaikan Jose saat memainkan lakon monolog Mas Joko karya Remy Sylado.

"Topi itu untuk mengelabui usia Joko karena dia sudah tua, tetapi mengaku masih muda," kata Jose yang berencana keliling Jawa mementaskan Mas Joko.

Sosok lain yang turut memopulerkan topi pet adalah Sherlock Holmes, tokoh imajinatif rekaan Sir Arthur Conan Doyle.

Arthur menulis 12 seri cerita pendek tentang petualangan detektif Sherlock Holmes yang antara lain digambarkan sebagai sosok cerdas, pantang menyerah, dan selalu memakai topi pet.

Serial Sherlock Holmes banyak dibaca dan menginspirasi generasi muda, termasuk di Indonesia.

Sampai-sampai, dalam salah satu cerita Lupus karya Hilman Hariwijaya berjudul Interview With The Gang Nyamuk (1995), penulis menggambarkan Lupus dan Boim, rekannya, memakai jas panjang dan topi pet bak Sherlock Holmes saat mencari seorang pencuri.

Hilman memberi deskripsi itu karena kebanyakan pembaca karyanya adalah pembaca serial Sherlock sehingga memudahkannya memberi gambaran.

Sosok Sherlock tidak hanya menginspirasi pembacanya dari sisi semangat, tetapi juga penampilan.

"Saya suka memakai topi itu karena dulu pengin jadi detektif," kata Tere Pardede (36), penyanyi.

Tere mulai mengoleksi topi pet sejak usia 18 tahun. Ketika berkunjung ke luar negeri, dia menyempatkan diri berburu topi ala Sherlock Holmes ini.

Saat ini, dia mengoleksi tak kurang dari 20 topi dan masih sangat berhasrat mengoleksi lebih banyak lagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved