Mudik Lebaran 2016
Ditinggal Mudik ABK, Pelabuhan Juawana Dipenuhi Ribuan Kapal
Ribuan kapal nelayan bersandar di Pelabuhan Juwana. Kapal-kapal tersebut ditinggal pemilik dan mudik anak buah kapal.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: rika irawati
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Sekitar 900 kapal nelayan bersandar di sungai tambat kapal Pelabuhan Juwana, Pati, Selasa (5/7/2016). Jumlah itu diprediksi terus meningkat pada Lebaran esok.
Kapal tersebut merupakan kapal nelayan yang disandarkan lantaran ditinggal mudik anak buah kapal (ABK).
Kepala Pelaksana Harian (Kalahar) Kantor Syahbandar Pati, Rochmad Seno Aji, memprediksi, kapal yang bersandar di Pelabuhan Juwana karena ditinggal ABK ber-Lebaran mencapai ribuan.
"Namun, ada juga kapal yang masih melaut. Tidak semuanya merapat ke dermaga. Biasanya, para ABK yang masih melaut tersebut akan pulang setelah Lebaran. Saat ini, mereka biasanya belum mendapatkan tangkapan ikan yang cukup," jelas Rochmad Seno, Selasa (5/7/2016).
Kapal yang biasa merapat di Juwana, kata dia, total bejumlah 1.300 kapal. Jumlah kapal yang dititipkan di kolam pelabuhan Juwana akan lebih banyak pada hari H Lebaran esok.
Menurut data di Kantor Syahbandar Juwana, Pati, ABK yang biasa berlayar menggunakan kapal-kapal tersebut berasal dari berbagai daerah, di antaranya dari Pati, Rembang, Jepara, Pekalongan, Batang, Tegal, Cirebon, juga Indramayu.
Alur kolam tambat kapal di Pelabuhan Juwana, Pati, kata dia, merupakan favorit untuk menyandarkan kapal karena memiliki bibir sungai tambat yang panjang dibandingkan daerah lain.
"Untuk menjaga keamanan kapal, kami bersama tim gabungan lain juga mendirikan posko keamanan. Tim gabungan terdiri dari TNI, Polair, Syahbandar serta Polsek Juwana," ucapnya.
Diakuinya, kapal yang ditinggal AKB sering kali menjadi sasaran pencuri. Berdasarkan kasus sebelumnya, pencuri tertarik membawa generator karena bernilai sekitar Rp 60 juta ataupun alat perangkat radio yang berharga sekitar Rp 10 jutaan.
"Semua personel siap melayani nelayan atau ABK yang mudik. Selain menjaga keamanan, tim gabungan juga akan mengatur lalu lintas kapal agar saat masuk ataupun keluar pelabuhan tidak menimbulkan kemacetan," imbuhnya.
Sementara, seorang anak buah kapal asal Pati, Riyanto, mengaku, ingin merayakan Idulfitri bersama istri dan kedua anaknya yang tinggal di Kecamatan Kayen, Pati.
"Meskipun jaraknya dekat, kami jarang ketemu. Ketemu biasanya tiga bulan sekali karena butuh waktu lama untuk mencari ikan di perairan luas," jelasnya. (*)