HUT RI ke 71
Serunya Puluhan Napi di Ambarawa Berbaju Tradisional Ikut Balap Bakiak
Warga binaan blok dua narkoba, Anto menuturkan balap bakiak mengenakan pakaian tradisional tak mudah. Kesulitan utamanya adalah minim ruang gerak
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN -- Puluhan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Ambarawa, Kabupaten Semarang, mengikuti perlombaan balap bakiak di kawasan Benteng Pendem bagian dalam, Senin (15/8/2016) siang. Ada yang unik dalam perlombaan tersebut. Tiap peserta wajib berbusana tradisional jawa, lengkap dengan blangkon (penutup kepala dari kain batik--Red).
Warga binaan blok dua narkoba, Anto menuturkan balap bakiak mengenakan pakaian tradisional tak mudah. Kesulitan utamanya adalah minim ruang gerak langkah kaki peserta.
"Kesulitan itu sudah kami pelajari saat latihan. Kami sesuaikan ritme dan jarak langkah kaki dengan berandai mengenakan busana tradisional. Pelan tetapi pasti," jelasnya.
Beruntung, saat pertandingan resmi, tim Anto mendapat pakaian tradisional ala abdi dalem keraton. Mereka mengenakan baju kain lurik, bawahan jarik pendek dan blangkon. Busana tersebut, menurut Anto tak menyulitkan pergerakan timnya saat balap bakiak.
"Kami sudah latihan dan optimis menang," ujarnya.
Singkat cerita, Anto beserta empat rekannya berhasil menjuarai pertandingan, setelah mulus kembali menginjak garis start paling awal. Sorak sorai ratusan warga binaan pun riuh terdengar, ketika juri lomba secara sah menyatakan tim dari blok dua narkoba menang.
"Ini bukti kami kompak. Kami sudah optimis akan memenangi perlombaan ini," kata Anto ceria.
Dalam kesempatan serupa, Kepala Lapas Kelas 2A Ambarawa, Priya Pratama membeberkan para pemenang berhak mendapat hadiah berupa satu set perlengkapan mandi, kopi, gula dan teh. Tak lupa, ia pula memuji kekompakan para peserta asal blok dua narkoba.
"Cara berkoordinasi antar peserta dan fisik mereka bagus. Saya salut. Mereka juga kreatif dalam membuat karya seni," ungkapnya.
Priya berujar, perlombaan balap bakiak diprakarsai oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Lomba tersebut digelar secara serentak di seluruh rumah tahanan (rutan) dan lapas se-Indonesia. Jumlahnya ada 488 unit lapas dan rutan.
"Soal pakaian adat, ada lima pakaian adat untuk 10 tim yang berkompetensi. Pakaian tradisional khas Solo, Ponorogo, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Khusus yang Yogyakarta, ada dua jenis, yaitu pakaian khas prajurit keraton dan abdi dalem," ucapnya.
Priya menuturkan, sejumlah pakaian adat itu disewanya dari relawan secara cuma-cuma. "Kami beruntung, ada relawan yang ikhlas meminjamkan properti pakaian adat, tanpa biaya sewa," imbuhnya.
Caption:
Sejumlah warga binaan Lapas Ambarawa berbusana tradisional ikuti lomba balap bakiak di kawasan Benteng Pendem bagian dalam, Senin (15/8/2016) siang.