Istri Dimas Kanjeng Pernah Sakit karena Pakai Uang yang Didatangkan Secara Gaib
Ia mengatakan, uang yang bisa dihasilkan pimpinan padepokan itu tak menentu dan hanya Taat Pribadi yang tahu
Arman menambahkan, untuk isinya, ia mengaku tidak mengetahui pastinya. Sebab, semua barang bukti yang diamankan di rumah Dimas Kanjeng diambil alih oleh Polda Jatim. "Informasi yang saya terima uang itu bukan rupiah melainkan uang mata asing yakni dolar. Untuk jumlahnya, tanyakan ke Polda Jatim saja ya," imbuhnya.
Di sisi lain, mantan Kasubdit III Ditreskoba Polda Metro Jaya ini menjelaskan, untuk saat ini, pihaknya tetap stand by di padepokan membantu Satbrimob Polda Jatim. Ia menyebut, pihaknya membuka posko di padepokan. "Posko yang kami bentuk ini ada beberapa, yakni posko kesehatan, posko laporan untuk korban penipuan Dimas Kanjeng, dan posko untuk pengikut Dimas Kanjeng yang ingin pulang tapi tidak memiliki biaya," paparnya.
Sejauh ini, kata Arman, untuk posko penipuan Dimas Kanjeg, belum ada laporan yang masuk. Ada satu laporan, namun korban melapor ke Polda Jatim. "Ya kami harap, para korban Dimas Kanjeng ini segera melapor ke polisi berapa nilai kerugian yang dialami agar kami mudah dalam menindaknya," pungkasnya.
Salawat fulus jadi perhatian MUI
Ada beberapa ajaran Padepokan Dimas Kanjeng di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Probolinggo yang dianggap menyesatkan. Mulai dari salawat, salat, dan bacaan-bacaan yang diduga tidak sesuai dengan syariat Islam.
Namun, ada salah satu yang membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim sangat terganggu itu yakni salawat fulus.
Salawat ini harus dibaca oleh setiap pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang tinggal di tenda-tenda dekat padepokan.
Salawat fulus ini ditemukan dari sebuah kalimat yang ada di brosur padepokan. Brosur ini sudah tersebar di beberapa kalangan masyarakat sekitar.
Dalam ajaran itu, salawat berbunyi: Allahuma sholli ala sayyidina muhammadinil mabgu fi sholatan tadribu biha amwalu wal fulusu wa mal busu wal mad u'mu biadadin wanafasin bainahum ya fa ihun ya rajiun.
Sekretaris MUI Probolinggo, Yasin mengatakan, jika itu diartikan maka artinya berbeda dari makna sesungguhnya.
"Kami sudah mencoba mengartikannya, kurang lebih artinya itu: Ya Allah beri rahmad kepada nabi muhammad dengan salawat dan rahmat yang bisa melipat gandakan harta, uang, pakaian, makanan dengan nafas yang dihembuskan di antara mereka kembali," katanya, Rabu (28/9).
Selain itu, kata dia, ada juga hal lain yang sedikit janggal, yakni bacaan: Ingsun sejatine Allah, wujud ingsun dzat Allah, Allahhu Akbar, Allahhu Akbar.
"Namun semuanya masih kami kaji dulu. Itu hanya temuan di lapangan. Yang jelas apa yang ada di lapangan ini, akan menjadi fokus kami termasuk menyelidiki maksud bacaan salawat fulus," pungkasnya.
Ambaranie Nadia