Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabar Pahlawan Devisa

Kisah TKW Sebelum Tewas di Hongkong Berjanji Belikan Bapaknya Sarung

Mengenakan baju lengan panjang hitam dan kopiah hitam, Trihantoro matanya berkaca-kaca

Editor: rustam aji
Kontributor Madiun, Muhlis Al Alawi
Trihantoro menunjukkan foto Dhinia, anaknya yang tewas jatuh dari lantai 11 apartemen tempatnya bekerja di Hongkong 

TRIBUNJATENG.COM, PONOROGO - Trihantoro (60) tak menyangka anak bungsunya, Dhinia Sabatini, yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Hongkong meninggal dengan tragis.

Putri ketiganya itu ditemukan tewas bersimbah darah setelah jatuh dari lantai 11 apartemennya bekerja.

Mengenakan baju lengan panjang hitam dan kopiah hitam, Trihantoro matanya berkaca-kaca saat ditemui Kompas.com di rumah duka di Jalan Kumbokarno, Kelurahan Surodikraman, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Rabu (12/10/2016).

Istrinya, Mistri (56), masih shock dan memilih mengurung diri di dalam kamar lantaran masih sedih dengan kepergian putrinya yang paling disayangi.

Meski berduka, Tri masih ingat percakapan terakhir dengan anaknya via telepon seluler pada akhir September lalu. Saat itu, putrinya yang baru dua bulan bekerja di Hongkong itu berjanji akan mengirimi uang untuk membeli sarung.

"Saya masih ingat, bila bulan depan anak saya janji akan mengirim uang sedikit dari jerih payahnya menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong. Tetapi dia ngomongnya seperti bercanda, katanya mau mengirim uang untuk beli sarung," kata Tri.

Ia mengatakan, saat berbicara via telepon, Dhinia mengaku baik-baik saja dan betah bekerja.

"Lantaran senangnya, anak saya menceritakan jumlah gaji yang diterima," jelas Tri.

Hanya saja saat itu, Dhinia sempat bercerita bahwa majikannya cerewet. Tapi ia menganggap hal itu sudah lumrah.

Soal info tidak betah kerja di Hongkong, Dhinia tidak pernah mengeluh kepadanya. Sebelum berangkat menjadi TKW ke hongkong, Dhinia sudah meminta izin suaminya.

"Sebelum berangkat saya hanya bilang untuk berhati-hati dan waspda," ujarnya.

Tri menjelaskan, Dhinia baru pertama kali ke kerja di luar negeri. Ia termotivasi kakaknya yang pernah berkerja di Hongkong.

Saat ini, kepulangan jenazah Dhinia belum diketahui kepastiannya. Ia mendapat kabar dari KJRI Hongkong bahwa jenazah putrinya akan datang tiga atau empat hari lagi.

"Saya berharap jenazah anak saya segera pulang. Dan, saya sudah pasrah dengan kematian yang menimpa anak saya," ujar Tri.

Meski jenazah anaknya belum datang, Tri dan keluarganya sudah menggelar tahlilan dan yasinan sejak Sabtu malam pekan lalu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved