Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Icip icip Kuliner

Diseruput Pakai Sedotan, Ini Cara Unik Makan Bakso Sumsum di Sriwijaya Semarang

Selanjutnya, pengunjung tinggal menyeruput kentalnya kuah berpadu dengan lengketnya lemak yang menempel menggunakan sedotan

Editor: muslimah
Tribun Jateng/Shela Kusumaningtyas
Para pembeli asyik menyantap bakso sumsum yang diseruput menggunakan sedotan 

TRIBUNJATENG.COM - Bakso Iga Semarang yang berlokasi di samping gang gapura Tegalsari dekat SPBU Sriwijaya, Semarang mempunyai menu spesial yang cara menikmatinya cukup unik yakni bakso sumsum.

Bakso sumsum ini sudah menjadi menu andalan semenjak kedai ini dibuka pada Januari 2016.

Bakso sumsum yang dihidangkan kepada pembeli
Bakso sumsum yang dihidangkan kepada pembeli

“Di sini ada menu yang spesial yang paling sering dipesan pembeli yaitu bakso sumsum. Pembeli banyak yang datang ke sini lantaran memburu bakso sumsum ini. Cara makannya cukup dengan menyedotnya menggunakan sedotan. Di Semarang, cuma baru ada di sini,” beber pegawai Bakso Iga Semarang, Mia Nur Syamsiah.

Harga yang ditawarkan untuk semangkuk bakso sumsum adalah Rp 30 ribu. Pembeli akan mendapatkan empat sampai lima bulatan bakso yang disajikan bersama mie putih, mie kuning, sawi, dan jeroan daging sapi.

Yang membedakan dengan bakso kebanyakan adalah bakso tersebut disandingkan dengan semangkuk sumsum sapi yang ukurannya besar. Di atas sumsum sapi yang berongga itu ditaruh sedotan. Sumsum sapi dibanjiri dengan kuah kuning yang kental dengan kaldu.

Para pembeli asyik menyantap bakso sumsum yang diseruput menggunakan sedotan
Para pembeli asyik menyantap bakso sumsum yang diseruput menggunakan sedotan

Mia membagikan tips menikmati bakso sumsum. Menurutnya, rongga yang berbentuk seperti pipa di sumsum itu diisi dengan kuah kuning di bawah sumsum.

Selanjutnya, pengunjung tinggal menyeruput kentalnya kuah berpadu dengan lengketnya lemak yang menempel menggunakan sedotan.

Pembeli juga disediakan pisau untuk menguliti tetelan yang sulit dikelupas menggunakan tangan. Dibutuhkan kesabaran untuk menyisik bagian tulang kaki sapi ini karena susah terlepas. Tak jarang, pembeli akan kecipratan kuah, sehingga belepotan sana-sini.

“Pengunjung yang datang kebanyakan mengincar bakso sumsum ini. Ada pernah dari Demak jauh-jauh ke sini. Kalau dalam sehari paling banyak ada 30 sumsum yang tersedia,” kata Mia.

Mia menambahkan, pembeli tak jarang harus menelan ludah karena sudah kehabisan stok sumsum.

Pasokan sumsum sapi yang dipilih memang yang berukuran besar, dengan demikian pasokan yang datang pun terbatas. Penyuplai sumsum di warung ini pun tidak bisa memastikan jumlah sumsum yang bisa dikirim.

Sumsum yang dipakai di sini tidak dicuci dengan air karena bisa menyebabkan sumsum berubah keras. Sumsum direbus selama sekitar satu jam untuk memeroleh kematangan yang pas. Tak lupa dicampurkan dengan bumbu seperti bawang putih, bawang bombai, dan kaldu.

Salah satu pengunjung kedai ini, Pristya Dinambar Hunatali tampak berjibaku untuk menyantap bakso sumsum.

Tangan kirinya mencengkeram kuat tulang kaki sapi itu, sementara tangan kirinya sibuk memainkan pisau untuk melucuti tetelan yang melekat di tulang. Mahasiswi Unnes ini datang bersama empat kawannya.

Mereka sengaja menyambangi kedai ini karena terpengaruh cerita sang rekan yang sebelumnya sudah pernah berkunjung ke sini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved