Ini yang Bikin Sayur Becek Yanto Ganjar di Purwodadi Beda dari yang Lain
Di sepanjang jalan Purwodadi-Blora berdiri warung-warung makan yang menyediakan nasi becek
TRIBUNJATENG.COM - Di sepanjang jalan Purwodadi-Blora berdiri warung-warung makan yang menyediakan nasi becek.
Umumnya, nasi becek menggunakan daging sapi. Namun, lain dengan Nasi Becek Yanto Ganjar yang berada di Jalan Purwodadi Blora km 1 tepatnya 100 meter dari bundaran Getas.
Pemilik warung tersebut, Daniyanto menggunakan daging kerbau sebagai bahan dasar isian sayur becek.
Yanto sengaja memakai daging kerbau untuk membedakan becek di warungnya dengan warung lain. Itu juga merupakan strategi bisnis yang ia terapkan agar becek buatannya lebih cepat dikenal masyarakat.
“Oh becek kerbau ada. Lalu penasaran, mencobalah mereka. Akhirnya datang ke sini,” katanya.
Daging kerbau diyakini menambah cita rasa sedap di olahan becek. Yanto tidak khawatir dengan harga daging kerbau yang lebih mahal daripada daging sapi di pasaran. Sebab prinsip yang dipegang Yanto adalah kepuasan pelanggan. Daging kerbau yang diolah di warung yang buka sejak tahun 2011 ini dipasok dari daerah Babalan, Kudus.
Yanto membeberkan cara memasak agar menghasilkan becek yang nikmat disantap. Bumbu-bumbu becek yang sudah ditumbuk disangan atau disangrai terlebih dahulu.
Bumbu becek terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar, cabai, daun kedondong, daun dayakan, salam, dan laos. Bumbu yang sudah di”gongso” itu kemudian dimasukkan ke dalam rebusan daging, tulang, atau iga kerbau. Selain itu, Yanto memilih menggunakan sampel kaldu dari sendi kaki kerbau (sengkel) yang direbus agar tercipta rasa sedap yang kuat.
Ketika dicicipi, timbul rasa asam berpadu dengan pedas dari makanan yang memiliki tampilan seperti konro Makasar ini. Rasa asam yang menyeruak berasal dari daun kedondong.
Lelaki yang menyematkan nama sang ayah, Ganjar, sebagai nama usaha yang ia geluti ini menggunakan daun dayakan untuk meredam asam yang menggigit dari daun kedondong. “Daun dayakan didapat dari tetangga yang mencari ke hutan,” katanya.
Lelaki yang gemar memburu resep-resep becek dari orang-orang sepuh di pelosok Purwodadi ini memberikan tips supaya daging kerbau tidak alot.
Caranya dengan merendam daging dengan nanas. Jika menginginkan daging kerbau empuk lebih cepat, Yanto menyarankan untuk memprestonya. Menurutnya, hal itu tidak akan mengubah kelezatan rasa.
Yanto sendiri tidak hanya memperoleh resep membuat becek secara turun-temurun. Ia pun suka melakukan eksperimen coba-coba untuk menemukan panduan memasak becek yang enak.
“Becek ini dulunya makanan orang hajatan. Saat hajatan, kuah becek langsung disiram ke piring yang berisi nasi,” kata Yanto menerangkan asal muasal becek.
Menurut Yanto, nama becek kemungkinan diambil dari tampilan kuah yang membanjiri piring. Yanto berharap, becek semakin melekat sebagai kuliner khas Purwodadi.
Harga yang ditawarkan untuk seporsi becek balungan kerbau yakni Rp 17 ribu. Sedangkan untuk becek iga spesial dipatok harga sebesar Rp 25 ribu. Pengunjung juga bisa memesan nasi sebagai teman pelengkap menyantap becek. Warung ini juga memiliki menu kerbau lainnya seperti soto, sate, dan gulai. (Shela Kusumaningtyas/magang tribunjateng)
