Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Mahasiswa

Feminisme, Wajah Kartini 21

Pada abad ke 21 ini, akan ada banyak rupa baru yang menjelma menjadi manusia lama, bergaya busana kuno layaknya putri kerajaan jawa.

tribunjateng/hermawan endra
Suasana peringaran Hari Kartini 

TRIBUNJATENG.COM --  Peradaban tetap berjalan meskipun sosok yang berperan telah kembali dari kehidupannya. Inisiator rumah perubahan dalam kalimatnya mengucap, Rhenald Kasali, Indonesia hari ini harusnya pintar dalam pendidikan dan juga pintar dalam hidup.

Hal serupa juga pernah dijadikan sebagai pesan kehidupan dari perempuan yang memerdekakan kaumnya sendiri pada masa kolonial Belanda. Keberanian dan tekad yang murni untuk membuka cahaya masa depan bagi ummat selanjutnya menjadi senjata abadi yang melekat pada karakter perjuangnnya.

Pada abad ke 21 ini, akan ada banyak rupa baru yang menjelma menjadi manusia lama, bergaya busana kuno layaknya putri kerajaan jawa. Satu hari menutup masa kelam yang mengguncang banyak cendekiawan masa itu. Mengenai kedudukan dalam sebuah peran kebebasan serta kekuasaan atas dirinya sendiri menjadi inti pada pergerakan yang diciptakan oleh sang panutan perempuan di Indonesia, Raden Ajeng Kartini.

Namun, seperti yang kita ketahui bersama bahwa saat ini, perjuangan sudah tidak ada lagi, bukan karena kita telah merdeka dari penjajahan melainkan karena tidak adanya keinginan generasi yang membuka jalan sendiri untuk menunjukkan kemerdekaan secara kaffah dan hakiki.

 Globalisasi telah membuat generasi tidak mampu melawan lupa, baik secara ideologi maupun moralitas anak muda, utamanya adalah kaum wanita. Prioritas yang dulu diperjuangkan oleh ibu Kartini sekarang justru menjadi ancaman besar bagi perempuan Indonesia masa kini. Sebab keutuhan dalam memahami arti kebebasan sudah berbeda dengan tujuan ibu Kartini kala itu.

Dedikasi anak muda saat ini sudah bukan lagi mengenai kemenangan bersama melainkan dirinya sendiri. Kekuatan ambisi pribadi mengkungkung cita-cita negeri ini. Demografi negeri ini menunjukkan bahwa perempuan tidak mendominasi angka kependudukan, equality gender bukan lah berupa angka melainkan eksistensi dalam karya dan kualitas diri. Kepercayaan Indonesia kepada kekuatan seorang wanita telah dibuktikan dengan adanya Megawati Seokarnoputri sebagai Presiden perempuan pertama dalam sejarah yang ada, yang bahkan tidak negara lain bisa mengiyakan keputusan politik atas peran besar perempuan di dunia pemerintahan.

Fakta lain mengenai peran serta perempuan adalah pada sejarah Muhammadiyah, Siti Walidah istri dari KH. Ahmad Dahlan yang juga menjadi tokoh pejuangan wanita masa itu yang menyentuh pada aspek sosial, pendidikan dan agama.

Tidak jauh dari masa perjuangan Siti Walidah dan RA Kartini, sejarah juga tidak boleh lupa terhadap luka dan darah tetesan darah yang dirasakan oleh perempuan istimewa Nusantara, Cut Nyak Dien. Sejarah perjuangannya memang tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum terlebih generasi muda.

Hingga mata tidak dapat melihat keindahan negeri seorang Cut Nyak Dien tetap dalam ketegaran melawan kepedihan takdir yang beliau hadapi hingga akhir masa hidupnya, meski dalam jeruji penjara.

Tahun 2017 ini kita temukan lain cerita pada peran perempuan yang mengabdi untuk negeri, termasuk Ibu Hasri Ainun Habibie yang selalu mendampingi masyarakat dalam lembaga yang dibentuknya, bahkan hingga ketika beliau harus terbaring di rumah sakit. Sosok lain bisa kita contoh dari seorang Najwa Shibab, perempuan yang independen dalam memperjuangkan kemerdekaan dalam berpikir dan berkarya.

Dari dunia internasional kita mengenal sosok perempuan pemberani melawan kebebasan bahkan juga untuk kaum pria dari perbatasan Palestina yang juga sebagai korban peperangan Gaza, Malala Yousafzai. Terlahir sebagai seorang perempuan tidaklah menjadi penghalang dalam berkarya dan melakukan pergerakan, sebab dalam sejarah perdamaian dunia perempuan pun selalu berperan.

Etika Sukma Adiyanti

Teknik Planologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan Supporting Team Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved