Bom Kampung Melayu
Sebelum Gugur, Gilang Sempat Pulang Ikut Tradisi Sadranan
Gilang, demikian polisi 25 tahun itu disapa, merupakan salah satu korban meninggal dunia pasca terjadinya ledakan bom di Kampung Melayu.
TRIBUNJATENG.COM, KLATEN -- Suasana duka dan kehilangan begitu terasa di kediaman keluarga besar Bripda Imam Gilang Adinata, Kampung Srago Gede, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah.
Gilang, demikian polisi 25 tahun itu disapa, merupakan salah satu korban meninggal dunia pasca terjadinya ledakan bom di Kampung Melayu.
Keluarga besar merasa begitu kehilangan, mengingat Gilang merupakan sosok yang dibanggakan keluarga. Pasalnya, ia merupakan satu-satunya anggota keluarga yang berhasil diterima sebagai personel kepolisian.
Rohmat Sugiharta, paman korban mengatakan menjadi polisi merupakan cita-cita gilang sejak masih bersekolah.
Setelah lulus dari SMAN 1 Karangnongko, Gilang langsung mengikuti seleksi anggota kepolisian di Klaten namun tidak lolos.
"Kemudian dia (Gilang) mendaftar seleksi polisi di Jakarta dan akhirnya lolos dan diterima," katanya saat ditemui di rumah duka, Rabu (25/5).
Bripda Gilang merupakan anggota Subdit Penugasan Umum (Gasum) Direkrotrat Sabhara Polda Metro Jaya. Saat kejadian Gilang sedang bertugas menjaga pawai obor warga dalam rangka menyambut bulan Ramadan. Rencananya, jenazah Gilang akan dimakamkan di makam keluarga di Makam Gedong, Srago Gede, Kelurahan Mojayan.
Menurut Rohmat, Gilang sempat pulang untuk turut serta tradisi sadranan di kampung halaman akhir pekan lalu. Ia sempat berziarah ke makam kakeknya.
"Dia sempat pulang sehari semalam, kemudian kembali lagi ke Jakarta karena panggilan tugas," ungkapnya.
Namun saat pulang dari Jakarta, Gilang tampak kurang semangat. Padahal, kata Rohmat, Gilang merupakan pribadi yang supel dan selalu bersemangat. Terlebih saat pulang kampung, mengingat sejak kecil Gilang tinggal di Srago Gede.
"Anaknya sedikit lesu dan kurang semangat. Padahal biasanya dia senang kalau ada tradisi sadranan. Tapi pulang kemarin, seperti ada yang beda," paparnya.
Ia juga mengaku kaget dengan kabar meninggalnya keponakannya itu. Menurutnya kelurga mendapat kabar duka pada Kamis dini hari.
"Malamnya saya lihat berita itu (ledakan bom Kampung Melayu), tapi tidak memyangka kalau Gilang ada di situ. Keluarga baru dapat kabar pukul 03.00 dari orangtua Gilang di Jakarta," katanya.
Selanjutnya, dalam pemakaman Bipda Gilang akan dilaksanakan upacara kedinasan oleh Polres Klaten dan dikebumikan Kamis sore. Lantaran gugur saat menjalankan tugas, pangkat Gilang dinaikkan menjadi Briptu Anumerta. (*)