Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bom Kampung Melayu

MENGHARUKAN! 15 Menit Sebelum Gugur, Bripda Gilang Sempat WA Sang Pacar, Inilah Bunyinya

"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WhatsApp, 'Yang', gitu aja. Saya balas, 'Kenapa yang?', terus enggak dibalas lagi,"

KOMPAS.com/NURSITA SARI
Foto Bripda Imam Gilang Adinata (24), salah satu polisi yang gugur dalam teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam.(KOMPAS.com/NURSITA SARI) 

Setelah disalatkan, jenazah disemayamkan di rumah duka lalu dimakamkan di pemakaman Gedong Srago Gede, Mojayan, Klaten Tengah.

Pemakaman dilaksanakan secara dinas kepolisian.

Upacara pemakaman Br­iptu Anumerta Imam Gilang Adinata di Mak­am Gedong, Kampung Srago Gede, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah, Kamis (25/5/2017) (Tribun Jogja/Angga Purnama)
Jenazah Gilang diberikan anugerah kenaikan pangkat menjadi Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata.

"Mempersembahkan jasad Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata kepada ibu pertiwi," kata inspektur upacara, Karo SDM Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Edi Murbowo diikuti suara tembakan.

Upacara diakhiri dengan penghormatan terakhir kepada jenazah. Prosesi berakhir pada pukul 18.00 WIB.

Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata sebelumnya merupakan anggota Subdit Kasum Sabhara Polda Metro Jaya.

Dia gugur saat bertugas mengamankan jalannya pawai obor yang melewati Terminal Kampung Melayu. Di saat bersamaan terjadi peristiwa bom bunuh diri di lokasi ia bertugas.

Sempat Hubungi Pacar

Ening Wiyarti ibunda Bripda Imam Gilang tidak memiliki firasat apapun bahwa anaknya menjadi salah satu polisi yang gugur dalam teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Dia terakhir kali berkomunikasi dengan anaknya saat Gilang hendak berangkat untuk bertugas.

"Saya tidak mendapat firasat apa-apa," ujarnya.

Ening mengatakan, Gilang menghubunginya melalui telepon pada Rabu malam sebelum bertugas.

Dia berpamitan untuk menjaga pengamanan pawai obor menjelang Ramadan di sekitar Kampung Melayu.

"Cuma nelepon, pamit kalau jaga pengamanan (pawai) obor jam 19.00, kemudian tahu-tahu ternyata anak saya jadi korban," kata dia.

Baca: Akankah Mbah Fanani Akhiri Tapa Saat Gunung Dieng Tenggelam, Dia Pulang Naik Perahu? Inilah Jawabnya

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved