Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Arus Balik Lebaran

Terjebak Macet, Pemudik Terpaksa Beli Bensin Seliter Rp 40 Ribu

Arus balik Lebaran mulai memperlihatkan titik puncaknya pada Kamis (29/6). Beberapa jalur utama di wilayah Jawa Tengah macet parah.

Editor: iswidodo
tribunjateng/humas polres kebumen
Arus balik Lebaran mulai memperlihatkan titik puncaknya pada Kamis (29/6). Beberapa jalur utama di wilayah Jawa Tengah macet parah. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Arus balik Lebaran mulai memperlihatkan titik puncaknya pada Kamis (29/6). Beberapa jalur utama di wilayah Jawa Tengah macet parah.

Polisi yang bertugas untuk mengatur arus lalulintas dan mengurai kemacetan seolah tak bisa berbuat banyak menghadapi banyaknya kendaraan pemudik.

Kemacetan panjang terlihat di beberapa wilayah seperti Boyolali, Semarang, Pekalongan hingga jalur tengah Jateng.

Selain kemacetan, kesabaran pemudik juga diuji dengan bergentayangannya penjual bensin yang mematok harga supermahal.

Sugriwa yang berencana pulang ke Cirebon setelah menempuh perjalanan selama 10 jam dari Yogyakarta menjadi korban penjual BBM nakal.

Sugriwa pun tak bisa berbuat banyak ketika penjual BBM di pinggir jalan itu meminta uang Rp 40 ribu untuk seliter bensin.

Saat ditemui Tribun, Sugriwa bersama anaknya bernama Andika Pratama sedang duduk di kursi yang sudah disediakan di pelataran Indomaret di Jalan Raya Subah, tepatnya, di Dukuh Kaum Kabupaten Batang. Botol air mineral yang tadinya penuh ia minum hingga tak tersisa.

Di sebelahnya, seorang bocah berusia belasan terlihat kelelahan, ia sempat tertidur pulas di kursi.

Kendaraan roda dua yang sempat ditunggangi oleh pria bersama bocah tersebut nampak kotor. Bercak-bercak lumpur terlihat menutupi beberapa bagian kendaraan tersebut.

Sugriwa menggunakan kendaraan melewati jalur selatan dari Yogyakarta melewati jalur pegunungan Sumbing Sindoro hingga tembus ke Jalur Pantura tepatnya di Jalan Pantura Batang Pekalongan.

"Saya dari Yogyakarta pukul 08.00 WIB lewat jalur selatan melewati Temanggung, sempat menembus kabut juga dengan jarak pandangan hanya dua meter, sebenarnya takut juga sih," ujarnya sembari beristirahat di kursi, kemarin.

Sugriwa sempat kehabisan bahan bakar di perbatasan Jawa Tengah, dan membeli bensin eceran dari seseorang yang membawa tas hitam di pinggir jalan.

Betapa terkejutnya dia, karena harga bensin per liter yang sudah ditempatkan di bekas botol mineral itu tembus Rp 40 ribu.

"Saat berangkat dari Cirebon memasuki perbatasan Jawa Tengah, saya kehabisan bahan bakar, ada seorang pria membawa tas hitam, dan memegang bensin yang sudah ia tempatkan di dalam botol. Mau bagaimana lagi, jauh dari SPBU, dan ia menawarkan bensin, ya saya beli. Tapi ketika sudah dituang ke tanki sepeda motor saya, dia baru bilang harganya Rp 40 ribu, terpaksa saya bayar," katanya.

Ia mengimbau kepada pemudik jika ada yang menawarkan bensin di pinggir jalan, bisa menanyakan harga terlebih dahulu.

"Untung hanya satu liter, saya tidak membayangkan kalau mobil yang kehabisan bahan bakar, dan membeli berliter-liter," pungkasnya.

Jalur tengah parah

Arus lalu lintas di jalur tengah Jateng atau jalur Brebes- Purwokerto mengalami kemacetan cukup parah, Kamis (29/6).

Berdasarkan pantauan Tribun Jateng, volume kendaraan di jalur yang menghubungkan jalur pantura dan pansela itu meningkat cukup tajam dibandingkan hari-hari biasa.

Arus balik tampak padat di jalur Ampel Boyolali menuju Semarang, Kamis 29 Juni 2017
Arus balik tampak padat di jalur Ampel Boyolali menuju Semarang, Kamis 29 Juni 2017 (tribunjateng/wid)

Kendaraan dari arah Selatan menuju Utara mengular hingga puluhan kilometer. Kendaraan pada masa arus balik ini didominasi pelat nomor polisi dari luar daerah.

Dari penelusuran, ekor kemacetan berada di Jalan Lingkar Bumiayu, Brebes sedangkan ujungnya berada hingga perbatasan antara Brebes dan Kabupaten Tegal.

"Sudah dari tadi pagi (macet)," kata Bagong (37), seorang warga yang membantu menyeberangkan warga di Jalan Lingkar Bumiayu.

Kemacetan dipicu pasar tumpah di Pasar Linggapura, Kecamatan Tonjong, dimana pada pagi hari masyarakat ramai beraktivitas.

Selain itu, juga pertemuan arus kendaraan dari jalan arteri Bumiayu dan dari Jalan Lingkar Bumiayu.

Perlintasan sebidang kereta api di Karangsawah, Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Brebes juga jadi satu titik kemacetan.

"Dari Jalan Lingkar Bumiayu, sampai sebelum masuk Tonjong, hampir satu jam. Biasanya cuma 10 menit," kata seorang pengendara, Bayu Saputra (32).

Untuk mengurai kemacetan, sejumlah petugas tampak mengatur lalu-lintas dengan memasang pembatas atau traffic cone, namun upaya itu tak membuahkan hasil memuaskan .

Jajaran Kepolisian Polres Brebes memberlakukan contraflow jarak jauh di jalur tengah Jateng atau jalur Brebes- Purwokerto, Kamis.

Contraflow diberlakukan dari Pagojengan Kecamatan Paguyangan Brebes hingga Klonengan Kabupaten Brebes.

"Arus lalu lintas diberlakukan untuk kendaraan dari Selatan. Kendaraan dari utara untuk sementara dihentikan di Klonengan," kata seorang polisi dari Tim Urai Satlantas Polres Brebes di sela-sela pengaturan lalu lintas.

Kapolsek Bumiayu AKP Wawan Dwi Laksono, menuturkan sejumlah rekayasa lalu lintas dilakukan guna mengurai kemacetan.

"Contraflow jarak jauh kami lakukan untuk mengurai kemacetan. Kendaraan dari arah Selatan ke Utara menggunakan dua lajur," jelasnya.

Kemacetan parah juga terjadi di kawasan Mangkang, Semarang Barat. Padatnya arus mudik yang keluar tol Krapyak menuju Kendal membuat polisi memberlakukan contra flow di kawasan Mangkang. Akibatnya arus kendaraan dari arah Kaliwungu menuju Semarang mengalami kemacetan panjang.

Kendaraan mulai mengular dari jalur arteri Kaliwungu, hingga kawasan Jrakah. Waktu tempuh yang biasanya hanya setengah jam dari Kaliwungu ke Jrakah molor menjadi dua jam. (Tribunjateng/cetak/Ear/Bud/mam)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved