Helikopter Basarnas Jatuh
Affandi Kirim Pesan BBM Terakhir Sebelum Helikopter Basarnas Jatuh
Tangis Nurkhamidah tak tertahan di rumah duka Dusun Sapen Desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sekira pukul 11.00 WIB, (3/7)
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Tangis Nurkhamidah tak tertahan di rumah duka Dusun Sapen Desa Boja, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sekira pukul 11.00 WIB, Senin (3/7). Maulana Affandi (26), putra Nurkhamidah, menjadi satu di antara 8 korban kecelakaan Helikopter Basarnas di kawasan Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (2/7).
Adik kandung almarhum, Muh Hafid Nevoso, menuturkan Affandi terakhir kali pamit melalui pesan pendek. "Otw (menuju) Dieng. Pantauan udara. Begitu bunyi pesannya di BBM (Blackberry Messenger). Dia juga mengunggah foto suasana di dalam helikopter," terang Hafid.

Ayah almarhum, Kusmiyoto (56), mengaku terakhir kali bertemu Affandi saat Lebaran kedua, Senin (26/6). "Tak ada firasat apa-apa. Dia belum sempat pamit saat bertugas ke Dieng," ujarnya.
Affandi meninggalkan seorang istri dan bayi berusia enam bulan. "Nama bayinya Dresta Yuna Biakta Affandi," kata Kusmiyoto.
Jenazah Maulana Effendi disemayamkan di rumah mertuanya sebelum dimakamkan. Sambil terus beristighfar, Nurkhamidah mengaku tidak menyangka putranya meninggal dunia begitu cepat. Histeria juga melanda istri korban, Linaena Panuntun. Berulang kali Lina tak sadarkan diri.

Maulana Affandi merupakan anggota search and rescue (SAR) yang ikut dalam helikopter Eurocopter AS365 Dauphin ketika jatuh di Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung. Saat itu helikopter Badan SAR Nasional (Basarnas) tersebut hendak membantu proses evakuasi korban letusan kawah Sileri, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Ia merupakan seorang rescuer (penyelamat), namun belakangan ia meminta bergabung ke humas. Ketika kecelakaan terjadi, ia memang sedang ditugaskan sejak H+1 Lebaran," beber Heri Sunandar, rekan kerja Affandi di Basarnas Jawa Tengah.
Kontak terakhir Heri dengan Affandi berlangsung pada Kamis (28/6) lalu. Kala itu, Heri yang sedang dalam perjalanan dari Pekalongan ke Semarang, menanyakan kondisi di pintu keluar tol Gringsing.

"Dia (Maulana Affandi) bilang banyak tumpukan kendaraan sehingga lalin tersendat. Almarhum dekat dengan wartawan dan dalam pekerjaan ia menjalaninya sepenuh hati," ungkap Heri.
Camat Boja, Anwar Hariono, dalam sambutan sebelum jenazah diberangkatkan ke pemakaman menyatakan Affandi meninggal dalam posisi bertugas. "Semoga khusnul khotimah dan untuk keluarga saya harap bisa tabah menghadapi ini. Almarhum warga dua kecamatan, Boja dan Kaliwungu Selatan, mari semuanya mendoakan," katanya. Jenazah diberangkatkan ke pemakaman umum Sedapu Boja pada pukul 12.30.
Tim solid
Ketika menjemput jenazah Maulana Affandi di Pangkalan Udara TNI AD A Yani, Semarang, Nurkhamidah sudah tampak sempoyongan. "Astaghfirullahaladzim, astaghfirullahaladzim. Affandi anakku," ucap Nurkhamidah. Kepala Nur bersandar di pundak kerabat yang berupaya menenangkan.
Sebanyak delapan jenazah korban helikopter Basarnas dilepas melalui upacara militer di Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani, Semarang. Upacara pelepasan jenazah dipimpin Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI M Syaugi.

Hadir dalam upacara tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono. "Mereka tim yang solid, memiliki semangat yang tidak pernah selesai," kata Ganjar Pranowo.
Para pilot helikopter dan personel Basarnas itu disiagakan dalam misi terkait keselamatan mudik Lebaran 2017. "Belum sempat beristirahat membantu arus mudik dan balik, mereka harus bergerak ke Dieng," katanya.