UNIK, Masjid Al Mahdi di Kota Magelang ini Berbentuk Kelenteng, Bikin Ganjar Pranowo Terpana
Sebuah bangunan berbentuk mirip klenteng berdiri kokoh di Jalan Delima Raya No. 42, RT 02 RW 02, Keramat utara, Magelang Utara, Kota Magelang
Penulis: m nur huda | Editor: bakti buwono budiasto
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Sebuah bangunan berbentuk mirip klenteng berdiri kokoh di Jalan Delima Raya No. 42, RT 02 RW 02, Keramat utara, Magelang Utara, Kota Magelang. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pun menyempatkan mampir di sela kunjungan kerja di kota itu, Rabu (12/7).
---
Rupanya, bangunan itu adalah sebuah masjid bernama Al Mahdi.
Ganjar pun menyempatkan beribadah salat zuhur di tempat itu. Gaya arsitektur mirip klenteng itupun menarik perhatiannya.
"Saya mampir sebagai musafir, mampir melihat bangunan baru (masjid berbentuk seperti klenteng-Red) luar biasa," ujarnya, pada takmir masjid itu yang juga Ketua RT setempat, Suprayitno, usai salat zuhur.
Selain keindahan arsitekturnya, Ganjar berharap keberadaan masjid itu mampu memancarkan pesan sosial keagamaan, pesan kemanusiaan, dan pesan persaudaraan.
"Saya berharap masjid ini memberi kebaikan, mengajak umat berbuat baik. Kalau ada orang sakit nggak perlu ditanya agamanya apa, ditolong saja. Masjid juga mudah-mudahan pintunya tidak digembok, agar orang bisa datang tiap saat," katanya.
Selain sebagai tempat ibadah, Ganjar menyatakan, masjid ini juga bisa menjadi destinasi wisata religi yang menarik.
Setidaknya, dia menambahkan, orang dapat beribadah, kemudian setelahnya bisa berfoto-foto.
"Mudah-mudahan orang yang datang ke sini bisa mendapat keberkahan dan dapat memberi kebaikan untuk orang lain," ucapnya.
Adapun, masjid itu dibangun dan diberi nama Al Mahdi disesuaikan dengan nama sang pewakaf tanah, Mahdi.
Mahdi merupakan mualaf keturunan Tionghoa bernama Kwee Giok Yong.
Dilihat dari bentuk fisik bangunan dari atap dan menara, masjid itu mirip dengan klenteng. Cat di dindingnya pun didominasi warna merah. Terdapat 11 lampion yang bergantung di langit-langit selasar masjid, dan bertuliskan Asmaul Husna.
Memasuki ruangan masjid utama seluas 290 meter persegi itu, pada langit-langit untuk ventilasi udara yang berada di dinding bangunan utama masjid itu berbentuk lingkaran berlubang. Sedangkan bagian atap dicat warna hijau.
Di sisi kiri masjid terdapat menara setinggi sekitar 5 meter.
Menara itu memiliki empat tingkatan yang masing-masing berbentuk lubang.
Sedangkan di tingkatan paling atas terdapat pengeras suara.
Di puncak menara ada kubah sederhana bertuliskan lafaz Allah.
"Ini bagus banget dari segi kultural. Ternyata Pak Mahdi (pewakaf tanah-Red) adalah mualaf dan masjidnya dibangun kurang dari setahun. Saya kira keikhlasannya akan memberi pesan relasi antarmanusia, antarwarga bangsa, bisa terwujud. Sehingga, Islam sebagai rahmatan lil alamin bisa diwujudkan dalam hubungan manusia sosialnya," papar Ganjar.
Adapun, Suprayitno menuturkan, sekitar 50 persen warga di komplek iitu adalah keturunan Tionghoa, dan 50 persen lain adalah orang Jawa. tetapi, toleransi di daerah itu terjaga dengan baik.
"Terima kasih Pak Gubernur sudah jadi imam salat zuhur di masjid ini," ujarnya.
Menurut dia, pembangunan masjid yang berdiri di antara rumah-rumah mewah di perumahan elite Armada Estate, Kota Magelang itu dilakukan selama 8 bulan pada 2016, dan telah diresmikan langsung oleh Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito pada pertengahan 9 April 2017.
Suprayitno mengungkapkan, ada sejumlah agenda di masjid itu, antara lain salawatan pada Minggu malam, kajian fikih pada Senin, kajian hadist pada Selasa, pembacaan al-kafi pada Kamis, tadarus pada Jumat, serta yasin dan tahlil pada Sabtu. (tribunjateng/cetak/M Nur Huda)
---