Pesona Karimunjawa, Menikmati Hamparan Pasir Putih dari Bawah Pohon Cemara di Pulau Gleyang
Setelah puas mandi di laut dan berjemur, menu makan siang berupa ikan bakar yang dimasak langsung di tempat siap disantap.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: abduh imanulhaq
Wisatawan juga dapat bersantai di bangku bambu yang berada di bawah cemara.
Tak hanya pantai berpasir putih yang indah, mata turis juga dimanjakan air laut yang bening sehingga dasarnya terlihat.
Mereka bisa bebas berenang dan bermain air sambil berfotoria.
Sebuah ayunan gantung dengan penahan dua tiang kayu tertancap di tepi laut yang dangkal.
Sensasi bermain ayunan di atas air laut atau berswafoto sungguh berkesan.
Sayang, meski memiliki keindahan alam menakjubkan, Gleyang belum didukung infrastruktur memadai.

Tak ada toilet dan mushola yang nyaman.
Hanya ada sebuah fasilitas WC berdinding kayu yang kurang memenuhi standar.
Tidak ada loket khusus memasuki pulau tersebut.
Pendatang hanya dikenakan biaya sandar kapal atau perahu sebesar Rp 30 ribu.
Camat Karimunjawa, Budi Krisnanto, mengakui fasilitas pendukung wisata semisal toilet dan mushola di beberapa pulau kecil di Karimunjawa masih terbatas.
Pemerintah mengalami kendala dalam membangun infrastruktur di kepulauan ini karena sebagian lahan pulau dimiliki perorangan.
Seiring meningkatknya jumlah wisatawan, Budi akan berupaya merangkul para pemilik lahan untuk bekerjasama membangun infrastruktur pendukung wisata.
"Kami akan bicarakan ini dengan mereka sehingga ada solusi," tandasnya.
Untuk mencapai pulau ini, wisatawan bisa menggunakan jasa perahu besar berkapasitas 30 orang.
Ada pula perahu kecil berdaya tampung 15 penumpang dari titik start dermaga Karimunjawa.
Di sepanjang perjalanan di atas perahu, tersaji pemandangan laut biru nan jernih yang mempesona.
Pulau-pulau kecil tampak hijau dan samar di tengah lautan, semakin menarik mata. (*)