Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jemparingan, Olahraga Tradisional yang Masih Eksis di Wringin Putih, Magelang

Sejumlah masyarakat masih melestarikannya untuk menjaga jemparingan tetap bisa dikenal anak cucu

Penulis: raka f pujangga | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Raka F Pujangga
Sejumlah masyarakat Wringin Putih, Borobudur, Magelang menunjukkan kebolehannya dalam jemparingan, di Balkondes Wringinputih, Senin (18/9/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Sebuah tradisi dan juga olahraga jemparingan (panahan), masih bisa dilihat di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wringin Putih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Sejumlah masyarakat masih melestarikannya untuk menjaga jemparingan tetap bisa dikenal anak cucu.

Satu di antaranya Pasal Muarif (38), warga setempat yang masih melestarikan jemparingan.

Dari beberapa ‎Balkondes yang ada di wilayah Borobudur, hanya di Desa Wringin Putih yang dikelola PT Pertamina menyediakan arena untuk jemparingan.

"Jemparingan ini tidak hanya olahraga, tapi juga olahrasa dan juga merupakan tradisi yang sudah melekat di sini," jelas dia.

Menurutnya, dalam jemparingan tidak mengenal kompetisi atau perlombaan dalam tradisi tersebut.

‎Namun, yang ada hanya 'gladen' atau latihan bersama sehingga tidak ada perserta yang menang dan kalah.

"‎Kalau kompetisi itu musuh terbesar adalah teman. Kalau gladen, musuh terbesar adalah diri sendiri," jelas dia.

Saat ini, ada sekitar 20 masyarakat yang turut serta mengikuti jemparingan menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo.

Namun, kata Sabam (38), warga Wringin Putih, masyarakat yang masih melestarikan jemparingan lebih dari 20 orang.

Tidak hanya pria, beberapa wanita pun ada yang masih melestarikan tradisi jemparingan dan menjadikan Balkondes Wringin Putih arena latihan bersama.

"Wanita juga ada, tapi memang tidak banyak. Karena struktur lengan wanita yang bengkok, pas pegang gendewo (busur panah) bisa belok," jelas dia.

Tradisi jemparingan, kata dia, juga sudah bisa dilatihkan kepada anak-anak mulai dari usia empat tahun.

Namun, biasanya masih hanya untuk materi teori saja. ‎Sedangkan prakteknya sudah bisa dikenalkan pada usia 10 tahun.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved