Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Petekeyan Kampung Sembada Ukir di Jepara, Dulu Tertinggal Sekarang Jadi Jujugan

Dari yang sebelumnya desa tertinggal, Petekeyan sekarang menjadi sentra belajar ilmu ukir bagi para pengrajin dari luar daerah.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
Muryati warga Desa Petekeyan, Tahunan, Jepara, mengukir kayu, Selasa (3/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Jepara identik dengan kerajinan ukir.

Tak hanya di Indonesia, hasil mebel dan furnitur berukir dari daerah di pantai utara Jawa Tengah ini terkenal sampai ke mancanegara.

Namun, tak semua penduduk kabupaten seluas lebih dari 1.000 kilometer persegi itu memiliki keahlian ukir.

Adalah Petekeyan, desa di Kecamatan Tahunan yang hampir semua penduduknya berprofesi sebagai pengrajin kayu.

Baca: KEREN, Kartini-Kartini Petekeyan Ini Rawat Tradisi Ukir Jepara, Cuma Lihat Jadi Lihai

Pada 2015, desa ini diresmikan sebagai desa wisata yang dikenal pula dengan sebutan Kampung Sembada Ukir.

Marsodiq, Ketua Kampung Sembada Ukir, mengatakan jumlah penduduk desanya 3.800-an jiwa.

Sekitar 90 persen dari penduduknya merupakan pembuat mebel.

Uniknya, pengukir di Petekeyan didominasi kaum hawa.

Ke manakah kaum adam?

Di desa itu, para pria merupakan tukang kayu.

“Memang sejak nenek moyang dulu kala, mayoritas perempuan di desa ini menjadi pengukir,” kata Marsodiq kepada Tribunjateng.com, Selasa (3/10/2017).

Menurutnya, kendala para pengrajin adalah pemasaran.

Masih banyak di antara mereka yang belum melek teknologi.

Akhirnya, mereka memasarkan secara manual kepada para pembeli di sekitar Jepara.

Di desa ini, hampir semua pengrajin hanya membuat furnitur berupa perabot rumah tangga.

Dalam seminggu, dia mencontohkan, setiap pengrajin mampu membuat tiga sampai empat set meja kursi.

Harga bervariasi, satu set mencapai Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta.

Semua tergantung proses pembuatan dan bahan yang digunakan.

“Dari keahlian ini kami bisa hidup dan mencari nafkah,” ujarnya.

Ketua Umum Kampung Sembada Ukir, Nur Khandir, menambahkan desanya dulu masih tergolong tertinggal.

Ekonomi masyarakatnya sangat lemah.

Kemudian pada 2015, Petekeyan berjuluk Kampung Sembada Ukir yang sebelumnya mendapat sokongan dari pemerintah berupa program PNPM Mandiri.

Dari yang sebelumnya desa tertinggal, Petekeyan sekarang menjadi sentra pelatihan ilmu ukir bagi para pengrajin dari luar daerah.

Desa ini juga makin ramai didatangi wisatawan tapi belum mampu menjaring turis asing.

“Kalau dari luar negeri, yang datang rata-rata buyer (pembeli), bukan untuk berwisata,” jelas Khandir. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved