Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kekerasan Terhadap Wartawan

Anjar: Saya Dengar Teriakan 'Kasih Jatah Dulu' Lalu Saya Dipukul dan Ditendang Oknum Aparat

"Mohon maaf bapak aparat kalau bicara yang sopan terhadap masyarakat, saya jawab gitu, namun dia gak terima," katanya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: iswidodo
YOUTUBE
RICUH - Suasana pembubaran unjukrasa penolakan PLTP di Banyumas, Senin malam (9/10) yang berakhir ricuh 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Anjar Setiarma (20), mahasiswa IAIN Purwokerto masih tergolek lemas di RSUD Margono Soekarjo. Luka memar di beberapa bagian tubuhnya masih membekas. Perutnya juga masih sakit meski sudah membaik.

Anjar adalah satu di antara 23 orang yang ditangkap dan dibawa ke Mapolres saat pembubaran massa aksi penolakan PLTP di Banyumas, Senin malam (9/10).

">VIDEO RICUH SAAT PEMBUBARAN DEMO DI BANYUMAS

Malam itu dia tak menyangka akan terjadi sesuatu. Sebelum terjadi keributan di alun-alun Banyumas, Anjar bersama seorang temannya sempat berkunjung ke Gramedia di Rita Supermall, seberang alun-alun.

Anjar masih bertahan di toko buku itu hingga tutup pada 21.00 Wib.

Di lantai 1, berlangsung acara pemilihan Kakang Mbekayu Banyumas baru saja selesai.

KISAH Korban Salah Tangkap yang Sempat Ditahan dan Digebuki Polisi. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara telah minta maaf kepada korban dalam kericuhan pembubaran unjuk rasa di Purwokerto
KISAH Korban Salah Tangkap yang Sempat Ditahan dan Digebuki Polisi. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara telah minta maaf kepada korban dalam kericuhan pembubaran unjuk rasa di Purwokerto (tribunjateng/khoirul muzaki)

Ia pun meyempatkan diri melihat penampilan menawan para finalis audisi tersebut.

Anjar bersama temannya keluar dari Rita Supermall, namun tak langsung pulang ke kos.

Mereka mampir sejenak ke sebuah warung tenda di sudut Alun-alun.

Wedang ronde jadi penghangat keduanya mengobrol.

Ia tak mengetahui, tak jauh dari tempatnya nongkrong, ada aksi demo para mahasiswa di depan komplek pendopo.

"Setahu saya demonya sore sudah bubar. Saya gak tahu kalau aksinya sampai malam," katanya, Kamis (12/10)

Suasana di Alun-alun kemudian ramai malam itu. Tampak ada kericuhan. Puluhan aparat keamanan dan sekelompok pendemo berkejaran.

Seorang wartawan yang meliput demonstrasi proyek PLTP di pendopo Banyumas Senin (9/10) menderita luka di telinga diduga karena pukulan oknum aparat
Seorang wartawan yang meliput demonstrasi proyek PLTP di pendopo Banyumas Senin (9/10) menderita luka di telinga diduga karena pukulan oknum aparat (tribunjateng/khoirul muzaki)

Anjar ingin tahu apa yang terjadi. Ia mencoba mendekat, namun tetap menjaga jarak. Ia belum bisa memastikan, peristiwa apa yang tedengar ramai dari kejauhan itu.

Seorang berseragam polisi mendadak menghampirinya dan mengumpat dengan kata kasar.

"Mohon maaf bapak aparat kalau bicara yang sopan terhadap masyarakat, saya jawab gitu, namun dia gak terima," katanya.

Mendengar jawaban Anjar, oknum berseragam polisi itu membalikkan badan. Ia tampak marah.

Anjar sudah merasa terancam. Ia cepat angkat tangan dan menegaskan diri bukan seorang pendemo.

Pengakuannya tak digubris. Ia ditarik kasar lalu dipiting menuju mobil Dalmas sejauh sekitar 50 meter, oleh beberapa aparat.

Dalam kondisi fisik dipiting, Anjar tak mampu menangkis bogem mentah aparat ke arah tubuh Anjar.

Pemukulan bertubi-tubi itu sempat terhenti saat seorang polisi tua teriak agar kekerasan dihentikan.

"Saya dengar ada yang teriak, 'kasih jatah dulu', lalu saya dipukul dan ditendang terus saat mau diangkut ke mobil," katanya.

Sementara seorang temannya yang juga sempat ditarik aparat selamat dari penangkapan itu usai dibela oleh penjual Wedang Ronde langganannya.

Kekerasan yang dialami Anjar berlanjut ketika telah diangkut ke dalam mobil. Istilah binatang yang sering terlontar dari mulut oknum aparat membuatnya istigfar.

Seluruh pendemo di dalam mobil disuruh merundukkan kepala tanpa kecuali. Anjar telah merundukkan kepala namun dianggap kurang rendah. Seorang oknum aparat merendahkan kepalanya menggunakan tendangan kaki bersepatu. Tubuhnya oling. Kepalanya memar dan benjol karena hantaman keras itu.

Sampai di Mapolres Banyumas, ia bersama puluhan orang lainnya diturunkan dari mobil. Perjalanannya menuju ruang kantor harus dilaluinya dengan berjalan kaki dalam posisi jongkok.

Ia masih melihat beberapa kali tendangan meluncur ke arah pendemo.

Saat kakinya telah menyentuh lantai keramik, ia bersama lainnya dipaksa tiarap. Saat itu, ia baru mendengar seorang pimpinan satuan yang keluar dari ruangan berbicara dengan kata santun.

"Pimpinan itu bilang, kalau memperlakukan yang manusiawi lah. Kemudian kami disuruh berdiri. Luka-luka kami lalu diobati," katanya.

Selain menderita luka fisik, Anjar mengeluh lantaran handphone android miliknya yang diambil petugas waktu ia dikeroyok hingga sekarang tak kunjung dikembalikan. (tribunjateng/khoirul muzaki)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved