Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Agung Meletus

NGERI! Ini Bahaya Abu Vulkanik Bagi Mesin Pesawat

Mengapa operasi bandara sampai ditutup? Seberapa bahayakah debu letusan gunung berapi bagi pesawat terbang?

Editor: bakti buwono budiasto
Ilustrasi: Pesawat B737-800 Garuda Indonesia yang terpapar abu vulkanik Gunung Kelud, Februari 2014 di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Penerbangan ditutup. (KOMPAS.com/Wijaya kusuma) 

 TRIBUNJATENG.COM, DENPASAR - Mengapa operasi bandara sampai ditutup? Seberapa bahayakah debu letusan gunung berapi bagi pesawat terbang?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh NASA, debu gunung berapi bisa merusak fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan, komponen vital dalam penerbangan.

Hal itu telah terbukti dari insiden yang pernah dialami oleh pesawat Boeing 747-200 milik maskapai British Airways.

Pesawat dengan callsign Speedbird 9 (nomor penerbangan BA09) itu pada 24 Juni 1982 melakukan penerbangan rute Kuala Lumpur - Perth.

Baca: Ratusan Personel Gabungan Bersihkan Area Ponpes Balekambang

Di tengah perjalanan, saat melintasi Pulau Jawa, Indonesia, Speedbird 9 terperangkap di tengah abu letusan Gunung Galunggung.

Empat mesin B747 tersebut mati karena menyedot debu silika Gunung Galunggung.

Pilot kemudian memutuskan untuk menurunkan ketinggian jelajah dari 36.000 kaki ke 12.000 kaki.

Beruntung, pilot akhirnya berhasil kembali menyalakan mesin pesawat setelah terbang di ketinggian yang lebih rendah dan terbebas dari kepungan abu vulkanik.

Jika tidak segera menurunkan ketinggian dan terbebas dari kepungan abu vulkanik, bisa jadi malapetaka yang lebih besar tidak terhindarkan saat itu, seperti pesawat yang bakal mengalami disintegrasi dan sebagainya.

Speedbird 9 kemudian mengalihkan pendaratannya di bandara terdekat, yaitu Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca: Begini Kondisi 24 Pesawat yang Parkir di Apron Bandar Ngurah Rai, Ada yang Beda

Debu silika yang ukurannya sangat kecil, diameternya antara 6 mikron hingga 2 mm, bisa terbawa angin dengan mudah, dan karena terlontar dari kawah gunung berapi, maka debu bisa membubung tinggi hingga ketinggian jelajah pesawat.

Karena saking kecil dan ringannya, debu gunung berapi sulit untuk dihilangkan, dan membutuhkan waktu yang lama untuk hilang sepenuhnya jika tidak segera diambil tindakan.

Jika hal ini terjadi dan dibiarkan, maka dalam jangka waktu lama debu yang menempel dalam badan atau komponen pesawat bisa menyebabkan retakan-retakan halus di bodi pesawat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved