Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kuliner Style

Andalkan Monyet untuk Ancer-ancer, Getuk Kethek Salatiga Makin Diminati

Orisinalitas, sepertinya kata tersebut pantas menggambarkan mengapa Getuk Satu Rasa begitu diminati

Penulis: ponco wiyono | Editor: muslimah
Tribun Jateng/ponco wiyono
getuk kethek 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Meski kerap disebut dengan nama Gethuk Kethek, makanan yang satu ini tidak ada kaitannya langsung dengan primata yang tinggal bergelantungan di pepohonan itu.

Nama aslinya adalah Gethuk Satu Rasa, dan gambar wajah monyet yang terpampang di kotak pembungkusnya tak lain adalah foto dari monyet peliharaan si pemilik.

Tidak ada percakapan yang terdengar di ruangan berukuran 4x6 meter itu.

Seorang laki-laki berusia lebih muda dengan sibuk menata daun pisang sebagai dasar pada kotak-kotak pembungkus berbahan kertas bersampul hijau.

Satu cetakan getuk yang dibentuk dalam balok-balok kecil siap dipindahkan ke dalam kotak pembungkus, masing-masing berisi 20 potong getuk.

Dua orang yang bertugas melakukan itu adalah Santoso (46) dan Giyarto (41), kakak beradik putra dari Suwarni (80), generasi pertama sekaligus pendiri produk ole-oleh unggulan Salatiga itu.

Sambil terus sibuk mencetak dan menata getuk ke dalam kotak-kotak pembungkus, Santoso melayani pertanyaan TribunJateng.com.

"Sejak dulu kami memproduksi getuk dengan cara dan rasa yang sama. Bedanya sekarang memarut singkongnya pakai mesin," kata Santoso.

Bahan dasar getuk dari singkong, dan di Salatiga tanaman perdu yang juga kerap disebut ketela pohon itu merupakan bahan dasar aneka kudapan.

Industri rumahan milik Santoso ini rata-rata menghabiskan 100 kilogram singkong dalam sehari.

Menurut Giyarto, meski Salatiga merupakan sentra olahan singkong namun sesekali ia kesulitan mendapatkan singkong dengan mutu yang baik.

"Di musim hujan seperti sekarang misalnya, kami kadang-kadang harus menunggu sngkong yang bagus. Namun itu tak begitu masalah sebenarnya karena yang penting singkongnya bisa dimasak sampai matang," ujarnya.

Masih bertahan dengan satu rasa saja, Santoso mengaku ia dan keluarga belum terpikir untuk melakukan inovasi lain, termasuk membuat getuk buatannya lebih tahan lama.

Para pelanggan selama ini mengetahui, jika kudapan berbahan singkong, kelapa, dan gula itu hanya tahan maksimal satu hari untuk suhu ruangan.

Kendati demikian, Getuk Sari Rasa tetap menjadi pilihan utama para pengunjung Kota Salatiga, tidak terkecuali Sodiqin (27).

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved