FOCUS
Malam yang Hidup Jangan Redup
Kabar pembunuhan membuat masyarakat takut, merasa tidak aman dan membatasi aktivitas yang pada ujungnya
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kabar pembunuhan membuat masyarakat takut, merasa tidak aman dan membatasi aktivitas yang pada ujungnya akan mengganggu produktifitas. Bagaimana tidak, kejadian pembunuhan begitu cepat tersiar dan diketahui masyarakat melalui media sosial, media online dan dalam waktu singkat jadi bahan pembicaraan hangat.
Korban pembunuhan juga dari berbagai kalangan, tidak pandang bulu. Dan kebanyakan kejadian tragis itu pada malam hari. Apakah memang saat malam hari tidak aman? Bukankah polisi secara rutin menggelar razia, menangkap banyak begal, memberantas penyalahgunaan narkoba, dan pencegahan kejahatan lainnya.
Tapi kenyataan di Januari ini bikin ngeri. Gambaran kondisi Kota Semarang dan daerah lain yang aman dan nyaman bagi pekerja maupun wisatawan seolah tergerus. Kota Semarang dengan suasana malam yang hidup sepertinya justru malah redup.
Sebut saja Aiptu Samsul Huda anggota Unit Lantas Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tewas dengan banyak luka tusukan. Mayat Samsul Huda ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di Jalan Arteri Yos Sudarso Semarang Barat, Sabtu (20/1) dinihari. Barang-barang Samsul tidak hilang, termasuk sepeda motornya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Abioso Seno Aji mengatakan ada sejumlah luka tusukan benda tajam di tubuh Aiptu Samsul Huda. Jenazahnya telah dimakamkan di Desa Ngadiharjo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Sabtu sore. Polisi belum berhasil mengungkap dan menangkap pembunuhnya, meski Abioso telah menyebut, pelaku pembunuhan adalah orang terlatih karena luka tusukan di titik-titik mematikan.
Pada saat bersamaan juga ditemukan driver transportasi online tak bernyawa dengan luka sayatan di leher, Sabtu (20/1) malam. Driver Go Car sekaligus Grab itu kemudian teridentifikasi sebagai Deni Setiawan (25). Dia terkapar bersimbah darah ditemukan di Sambiroto, Tembalang, Sabtu (20/1) malam.
Polisi terus melakukan penyelidikan. Senin, polisi telah menemukan mobil Deni yaitu Grand Livina hitam H 8849 D di depan rumah warga Jalan Hos Cokroaminoto, Barusari, Semarang Selatan, Senin (22/1). Banyak bercak darah kering di kursi sopir. Namun ponsel aplikasi tranportasi online mobil itu belum ditemukan. Polisi menduga bahwa Deni korban perampokan dengan pelaku lebih dari satu orang.
Di Boyolali dekat objek wisata Waduk Cengklik Ngemplak juga ditemukan sesosok mayat perempuan. Sepertinya mayat tanpa busana itu baru saja dibuang di rerumputan pinggir jalan karena masih segar belum membiru, mulut disumbat kain dan leher dijerat tali tas. Polres Boyolali masih melakukan penyelidikan.
Minggu (21/1) di Grobogan juga terjadi pembunuhan. Seorang pemuda Anang (24) warga Desa Menduran, Brati, Grobogan tewas dikeroyok. Polres Grobogan dalam waktu singkat telah menangkap empat pelaku pengeroyokan, yang diduga dipicu adanya perselisihan rebutan perempuan pemandu lagu di tempat karaoke.
Masyarakat berharap polisi bisa segera menangkap pelaku pembunuhan atau perampokan. Rasa aman dan nyaman dalam beraktivitas pulang pergi melewati jalan raya menjadi dambaan. Jangan biarkan suasana malam di kota yang hidup berubah jadi redup. Memang kewajiban semua elemen masyarakat untuk menciptakan suasana aman tenteram namun di pundak polisi beban utama itu disampirkan. (tribunjateng/cetak/iswidodo)