Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru Imlek

Satya Cucu Dalang Potehi Teguh Chandra Banjir Pesanan Kerajinan Barongsai

Satya Cucu Dalang Potehi Teguh Chandra Banjir Pesanan Kerajinan Barongsai dan liong

Penulis: Agung Nugraha | Editor: iswidodo
tribunjateng/akhtur gumilang
Satya Cucu Dalang Potehi Teguh Chandra Banjir Pesanan Kerajinan Barongsai. Dia bikin barongsai di Jalan Petudungan, Semarang. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satya Heri Chandra (27) memilih jalannya sendiri untuk melanjutkan kesenian khas Tionghoa yakni tari barongsai.

Satya sendiri merupakan cucu mendiang dari Thio Thiong Gie atau yang akrab dipanggil Teguh Chandra Irawan.

Selain barongsai, Teguh Chandra pun memang tak bisa dipisahkan dengan wayang potehi (wayang khas tionghoa).

Meski telah berpulang, semangat untuk melestarikan kesenian laten Tionghoa terlanjur mendarah daging ke keturunan dalang legendaris itu.

Ya, Satya adalah satu di antara keturunan Teguh Chandra yang kini terus melestarikan kesenian khas Tionghoa itu.

WAYANG POTEHI- Teguh dalang wayang potehi di Semarang menunjukkan permainan tokoh wayang.
WAYANG POTEHI- Teguh dalang wayang potehi di Semarang menunjukkan permainan tokoh wayang. (TRIBUN JATENG/WAHYU SULISTYAWAN)

Lewat cerita Satya, kakeknya banyak menggarap banyak cabang kesenian khas tionghoa.

Namun, ia lebih tertarik memilih seni tari barongsai untuk terus digeluti.

"Dulu, awalnya memang kenalnya potehi, tapi karena kesenian yang digarap kakek banyak, salah satunya barongsai itu. Potehi juga sudah ada Paman (Thio Haow Lie) yang meneruskannya. Bapak ke Barongsai, terus dilanjutkan saya. Jadi, masing-masing berbeda," ujar Satya saat ditemui Tribunjateng.com di bengkel las miliknya, Jalan Petudungan, Semarang, beberapa waktu lalu.

Sudah sejak dari masa SD, Satya tertarik untuk menggeluti seni tari barongsai.

Ia yang menjadi instruktur tari sejak tahun 2010, juga menggeluti usaha lain warisan kakeknya, yakni sebagai pengrajin kostum barongsai.

Ia bersama ayah dan adiknya menggeluti usaha pengrajin kostum barongsai.

"Pendidikan terakhir saya sampai kelas 2 SMP, ya karena waktu itu sedang ramai-ramainya order. Saya mulai bantu-bantu ayah dan malah terlalu fokus di sini," katanya sambil tertawa kecil.

Jelang imlek tanggal 16 Februari nanti, dia sekeluarga tentu bakal disibukkan dengan berbagai pesanan pembuatan barongsai liong atau naga.

Salah satu atraksi favorit yang dinanti pengunjung dalam setiap pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa adalah pertunjukan wayang Poo Tay Hee atau dikenal dengan wayang Potehi.
Salah satu atraksi favorit yang dinanti pengunjung dalam setiap pelaksanaan Pekan Budaya Tionghoa adalah pertunjukan wayang Poo Tay Hee atau dikenal dengan wayang Potehi. (KOMPAS.COM/ADHIKA PERTIWI)

Ia bahkan mengaku tak sempat menggarap kostum miliknya sendiri yang akan dipakai pentas mendatang.

Bermacam pesanan ia terima dari berbagai kota di penjuru Indonesia.

Dimana lima set kostum barongsai dan satu set liong, telah ia kirimkan ke Surabaya, Pontianak, bahkan hingga Makassar.

"Malahan pesanan-pesanan sudah datang sejak tiga empat bulan lalu. Dipesan sama yang biasa ikut lomba," tambahnya sambil melanjutkan kegiatan membuat barongsai. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved