Jalan Desa Rusak Terimbas Proyek Tol, Warga Pemalang Unjuk Rasa
"Warga Sudah Habis Kesabaran", "Truk Material Lewat Bisa Gawat", "Dalih Proyek Nasional Jangan Buat Sengsara Rakyat", dan "Kembalikan Jalan Kami".
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Puluhan warga Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, menggelar aksi protes terhadap pelaksana proyek jalan tol, Senin (5/2/2018) siang.
Mereka menuntut jalan desa yang terdampak akibat sering dilalui armada proyek diperhatikan.
Massa menamakan diri Komunitas Rakyat Gereh Pethek.
Mereka berunjuk rasa di pertigaan Ducun Contong desa setempat.
Kemudian berjalan menuju kantor Pemerintah Desa Widodaren.
Kertas seukuran poster dibawa saat menyampaikan protes itu.
Bertuliskan ekspresi mereka, antara lain "Warga Sudah Habis Kesabaran", "Truk Material Lewat Bisa Gawat", "Dalih Proyek Nasional Jangan Buat Sengsara Rakyat", dan "Kembalikan Jalan Kami".
Perwakilan warga, Tarto Budi Harso, mengatakan rakyat mempunyai hak untuk menuntut atas perbaikan fasilitas jalan yang rusak sebagai dampak pembangunan tol.
"Kami sudah melaksanakan pertemuan dengan pihak (pelaksana) tol. Mereka berjanji akan memperbaiki jalan ini tapi sampai sekarang belum ada realisasinya," kata Tarto kepada Tribunjateng.com.
Dia menegaskan warga hanya menuntut perbaikan jalan.
Mereka khawatir setelah proyek tol jadi, jalan desa yang rusak itu ditinggal begitu saja.
Warga lain, Andi Rustono, menuturkan ada beberapa hal yang menjadi tuntutan warga.
Di antaranya pelaksana proyek harus memperbaiki jalan yang rusak dan segera memberi ganti rugi kepada warga yang mengalami kerugian.
"Jika jalan tidak segera diperbaiki, warga akan menutup dan memblokade akses pengangkutan material jalan tol," tegasnya.
Warga menuntut pelaksana proyek memberi bukti, bukan janji-janji yang dituangkan dalam surat perjanjian. (*)