Penelusuran Peredaran Sabu di Semarang, Harga Pahe Mulai Rp 100 Ribu dan Istilah Adu Banteng
Alex mulai merambah sabu karena melihat potensi penjualan yang cukup tinggi. Bahkan, peningkatannya lebih banyak
Semua lapisan
Sidik mengungkapkan, dulu sabu identik dengan barang haram berharga mahal, tetapi kini hal itu tak berlaku lagi. Saat ini, harga paket sabu bisa dijangkau hampir semua lapisan masyarakat.
Menurut dia, para bandar maupun pengedar memecah paket sabu menjadi sangat terjangkau, berupa paket hemat (pahe). Satu pahe bisa ditebus dengan kisaran harga antara Rp 100.000-Rp 150.000.
"Pahe ini sasarannya masyarakat menengah bawah, karena harganya cukup terjangkau," ucap perwira polisi berpangkat dua melati di pundak itu.
Sidik memaparkan, sebagai kota besar di Jateng, peredaran sabu di Kota Semarang cukup masif. Hal itu terbukti dari banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang ditangani pihaknya.
Pada 2016 Satresnarkoba Polrestabes Semarang menangani 175 kasus, dengan jumlah tersangka 237 orang. Dari jumlah itu, 166 di antaranya adalah pengungkapan kasus narkotika.
Barang bukti yang berhasil diamankan berupa sabu lebih dari 569 gram, 1.723 butir ekstasi, serta ganja seberat 1.864 gram.
Sementara pada 2017, pihaknya menangani 198 kasus, di mana 188 kasus di antaranya adalah peredaran narkotika, yang didominasi sabu. Dari 198 kasus, kepolisian berhasil meringkus 247 tersangka.
Selama rentang waktu tahun itu, barang bukti yang diamankan adalah lebih dari 830 gram sabu, 779 butir ekstasi, serta 74,583 gram ganja.
"Sedangkan pada 2018, total yang ditangani ada 42 kasus, dengan 51 tersangka. Mayoritas peredaran sabu," ungkapnya.
Dengan data itu, Sidik menyatakan, Satresnarkoba Polrestabes Semarang merupakan satuan yang paling banyak mengungkapkan peredaran narkoba di wilayah hukum Polda Jateng.
"Prestasi ungkap kami tertinggi di Jateng, melebih lainnya," tandas dia. (tim)