Kabar Pahlawan Devisa
HEBOH Majikan Hongkong Menghajar TKW Dijawab Pakai Bahasa Jawa Terekam Video
HEBOH Majikan Hongkong Menghajar TKW Dijawab Pakai Bahasa Jawa Terekam Video. Penganiayaan ini berbuntut panjang
TRIBUNJATENG.COM - Seorang TKW asisten rumah tangga asal Indonesia mengalami penyiksaan dan dianjam akan dibunuh oleh majikannya di Hongkong.
Aktivitas penyiksaan TKW oleh majikan itu diunggah dalam siaran langsung di Facebook.
Video itu kemudian menyebar di media sosial dan mendapat pemberitaan media lokal di Hong Kong setelah pertama kali dimuat di Facebook Time News International Hong Kong.
Baca: Kapolsek Tugu : Almarhum Sudah 8 Tahun Bertugas di Sabhara dan Menjadi Personel Terbaiknya
Kepolisian Hong Kong telah menahan sang majikan, yang berusia 79 tahun, dengan tuduhan melakukan "penyiksaan dan ancaman pembunuhan" terhadap TKW asal Indonesia itu, kata pejabat Kementerian luar negeri Indonesia.
"Tadi malam (Kamis, 28 Februari), pelaku, nenek berusia 79, tahun sudah ditahan dengan tuduhan penyiksaan dan ancaman pembunuhan," kata Direktur Perlindungan WNI, Lalu Muhammad Iqbal, kepada BBC Indonesia, Jumat (01/03).
Menurutnya, segera setelah mendapat informasi tersebut dari seseorang yang disebutkan sebagai rekan korban, KJRI di Hong Kong melakukan koordinasi dengan kepolisian Hong Kong.
"KJRI terus memonitor kasus ini dan memberikan pendampingan kepada korban," kata Lalu Muhammad Iqbal.
Baca: AYAM Berkokok Jadi Firasat Amintoyo Kehilangan Polisi Keponakannya
'Ya, Allah, saya ditempeleng'
Dalam video itu, perempuan tersebut terlihat berusaha melindungi mukanya dari tamparan seorang perempuan yang dilaporkan sebagai majikannya.
Melalui Facebook Live, korban merekam kejadian kekerasan yang dialaminya, Rabu (20/2), dan kemudian videonya menyebar dan menimbulkan kemarahan di media sosial.
"Ya, Allah, aku ditapuk (ditampar)," kata perempuan itu saat majikannya menempelengnya beberapa kali.
Sebelum korban ditempeleng di atas tempat tidurnya, terduga pelaku dan korban sempat terlibat perdebatan yang menggunakan bahasa setempat. Dan korban beberapa kali menanggapinya dengan bahasa Jawa.
Sebelumnya juga ada berita Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bernasib buruk ketika bekerja di negeri orang.
Menjadi TKW juga merupakan keputusan berat, tapi mereka memutuskan untuk berani demi menghidupi keluarganya.
Keluarga yang mereka tinggali di kampung halaman pastilah tidak tahu kesulitan apa yang dihadapi sata bekerja di negeri orang.
Jauh dari keluarga saja sudah sangat sulit, apalagi diperlakukan tak senonoh oleh majikannya.
Tapi sekarang, adanya Facebook dan sosial media lain sangatlah membantu.
Baca: Heboh Pengantin Perempuan Pingsan Dipeluk Mantan di Pelaminan, Kepala Desa Sampai Ikut Nangis
Melalui sosial media, TKW asal Filipina yang diperlakukan tak wajar oleh majikannya bisa meminta bantuan agar ia bisa pulang.
Hanya media sosial lah tempat mereka mengadu, terutama jika agen mereka tidak lagi perduli.
Seorang TKW Filipina yang bekerja di Riyadh, Saudi Arabia, merekam sebuah video minta tolong.
Joana Rosa Sarte, meminta bantuan netizen agar ia bisa pulang ke kampung halaman dan lepas dari majikannya yang mesum.
Menurut Joana, kejadian bermula 12 November lalu.
Saat itu, majikan pria nya memintanya untuk datang ke "rumahnya yang lain" untuk bersih-bersih.
Tapi Joana menolak karena ia takut istri majikannya akan marah jika mereka berdua saja.
Sementara itu, majikannya masih bersikukuh membuatnya "sendirian", Joana diminta membersihkan basement.
Karena masih takut, ia akhirnya mengadu pada istri majikannya.
Tetapi, bukannya membela Joana, sang istri malah marah-marah.
Sejak saat itu, hari-hari Joana makin parah.
Tiap hari ia dipaksa untuk lembur.
Ia harus bangun lebih awal dan melakukan berbagai pekerjaan, tanpa sarapan dan istirahat.
Di malam hari pun ia jarang makan karena tidak ada makanan lebih di rumah.
Joan berkata bahwa ia sudah berkali-laki menghubungi agennya tapi tidak diperhatikan dengan baik.
Agennya berkata istri majikannya hanya cemburu saja dan meminta Joana untuk bersabar.
Karena itulah, media sosial menjadi satu-satunya harapannya. (bbc)