Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ki Enthus Susmono Meninggal Dunia

VIDEO Detik-detik Jenazah Ki Enthus Susmono Dimakamkan Dihadiri Ribuan Pelayat

Ribuan pelayat hadiri prosesi pemakaman dalang kondang Ki Enthus Susmono di rumah duka, Selasa (15/5/2018).

Penulis: Awaliyah P | Editor: iswidodo
tribunjateng/akhtur gumilang
DUKA - Suasana duka tempat pemakaman H Enthus Susmono di rumah pribadi di Jalan Projo Sumarto 2 No 11, Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (15/5/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, I. Awaliyah Pimay

TRIBUNJATENG.COM - Bupati petahana Kabupaten Tegal Ki Enthus Susmono meninggal dunia pada Senin (14/5/2018) sekitar pukul 19.15 WIB.

Enthus meninggal dalam perjalanan menghadiri pengajian di desa.

Kabar meninggalnya dalang kondang tersebut awalnya dikirmkan melalui pesan singkat kepada wartawan.

KATA Orang Tentang Enthus Susmono sebagai Dalang, Kiai dan Bupati Tegal
KATA Orang Tentang Enthus Susmono sebagai Dalang, Kiai dan Bupati Tegal (youtube)

"Inna lillahi wa ina ilaihi rojiun... telah pulang ke Rahmat Allah, hari ini 14 Mei 2018 sekitar pukul 19.15 WIB saudara kita, seniman besar Tegal Jawa Tengah, Indonesia Ki Enthus Susmono."

Enthus dikabarkan muntah-muntah lalu pingsan saat berada di dalam mobil, ketika perjalanan menuju lokasi pengajian.

Enthus kemudian dilarikan ke Puskesmas Jatinegara kemudian dirujuk ke RSUD Soeselo Slawi.

Menkeu RI Sri Mulyani dan Ki Enthus Susmono dalam acara Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ke-52 di Auditorium Unnes, Kampus Sekaran, Gunung Pati, Kamis (30/3/2017).
Menkeu RI Sri Mulyani dan Ki Enthus Susmono dalam acara Dies Natalis Universitas Negeri Semarang (Unnes) Ke-52 di Auditorium Unnes, Kampus Sekaran, Gunung Pati, Kamis (30/3/2017). (tribunjateng/hermawan handaka)

Saat dibawa ke rumah duka, ratusan warga mengerumuni rumah Ki Enthus.

Almahrum disalatkan di Masjid Agung Procot Slawi.

Dalang berusia 52 tahun itu dimakamkan siang ini, Selasa (15/5/2018).

Ia dimakamkan di rumah pribadi di Jalan Projo Sumarto 2 No 11, Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Ki Enthus Susmono dan Gus Ipul
Ki Enthus Susmono dan Gus Ipul ()

Ribuan warga melayat turut berduka di rumah Ki Enthus. Mereka tampak terharu dan merasa kehilangan tokoh seniman besar.

Warga berkerumun dan berebut untuk mengantarkan Ki Enthus ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Suara tahlil berkumandang menyambut mobil yang mengantar jenazah Ki Enthus.

Selain itu terlihat juga beberapa karangan bunga.

Sambil menunggu kedatangan jenazah ki Enthus, salawat juga dilantunkan.

Saat jenazah Ki Enthus memasuki rumah duka, warga mengucapkan salawat.

Ribuan warga berkerumun dan berlomba mengabadikan momen detik-detik Ki Enthus dimakamkan.

DUKA - Suasana duka tempat pemakaman H Enthus Susmono di rumah pribadi di Jalan Projo Sumarto 2 No 11, Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (15/5/2018)
DUKA - Suasana duka tempat pemakaman H Enthus Susmono di rumah pribadi di Jalan Projo Sumarto 2 No 11, Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Selasa (15/5/2018) (tribunjateng/akhtur gumilang)

Lafal Lailaahaillallah mengiringi jasad Ki Enthus saat dimasukkan ke liang lahat.

Beberapa netizen yang melihat siaran langsung Facebook Tribunjateng.com juga menyampaikan duka mereka melalui kolom komentar.

Keterangan resmi dokter menjelaskan bahwa Ki Enthus Susmono mengalami serangan jantung. (tribunjateng/akhtur/ilham awaliyah)

Enthus Susmono terlahir dari keluarga besar dalang.

Ia merupakan anak semata wayang Soemarjadiharja, dalang wayang golek Tegal dengan istri ke-tiga bernama Tarminah.

Kakek moyang Enthus, R.M. Singadimedja juga merupakan dalang terkenal dari Bagelen pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat di Mataram.

Pria yang akrab disapa Ki Enthus ini menjadi salah satu dalang kondang dan terbaik yang ada di Indonesia.

Ki Enthus memiliki gaya yang khas yakni kombinasi sabet wayang golek dan wayang kulit membuat pertunjukannya berbeda dengan dalang-dalang lainnya.

Selain itu, Ki Enthus juga memiliki kemampuan dan kepekaan dalam menyusun komposisi musik, baik modern maupun tradisional.

Kekuatan mengintrepretasi dan mengadaptasi cerita serta kejelian membaca isu-isu terkini membuat gaya pakeliran-nya menjadi hidup dan interaktif.

Didukung eksplorasi pengelolaan ruang artisitik kelir menjadikannya lakon-lakon yang ia bawakan bak pertunjukan opera wayang yang komunikatif, spektakuler, aktual, dan menghibur.

Pada tahun 2005, dia terpilih menjadi dalang terbaik se-Indonesia dalam Festival Wayang Indonesia yang diselanggarakan di Taman Budaya Jawa Timur.

Dan pada tahun 2008 ini dia mewakili Indonesia dalam event Festival Wayang Internasional di Denpasar, Bali.

Ia adalah salah satu dalang yang mampu membawa pertunjukan wayang menjadi media komunikasi dan dakwah secara efektif.

Pertunjukan wayangnya kerap dijadikan sebagai ujung tombak untuk menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat seperti: kampanye; anti-narkoba, anti-HIV/Aids, HAM, Global Warming, program KB, pemilu damai, dan lain-lain.

Di samping itu dia juga aktif mendalang di beberapa pondok pesantren melalui media Wayang Wali Sanga.

Kemahiran mendesain wayang-wayang baru/kontemporer seperti wayang George Bush, Saddam Hussein, Osama bin Laden, Gunungan Tsunami Aceh, Gunungan Harry Potter, Batman, wayang alien, wayang tokoh-tokoh politik, dan lain-lain membuat pertunjukannya selalu segar, penuh daya kejut, dan mampu menembus beragam segmen masyarakat.

Ribuan penonton selalu membanjiri saat ia mendalang.

Keberaniannya melontarkan kritik terbuka dalam setiap pertunjukan wayangnya, memosisikan tontonan wayang bukan sekadar media hiburan, melainkan juga sebagai media alternatif untuk menyampaikan aspirasi masyarakat.

Sebagai dalang kondang, Ki Enthus pernah menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang seni-budaya dari International Universitas Missouri, U.S.A, dan Laguna Collage of Bussines and Arts, Calamba, Philipines pada tahun 2005.

Selain itu, ratusan karyanya tersimpan dalam museum di berbagai negara.

Di antaranya Belanda, Jerman, dan New Mexico. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved