Focus
Masih Setia Menunggu
Dan ungkapan kekecewaan pun disuarakan melalui berbagai media. Yang paling gampang jadi tempat curhat tentu saja media sosial.
Tajuk ditulis oleh Wartawan Tribun Jateng, Muslimah
TRIBUNJATENG.COM - "DUH, kalah lagi," gerutu para suporter usai PSIS takluk 0-4 pada Sriwijaya FC, Senin (22/5). Dan ungkapan kekecewaan pun disuarakan melalui berbagai media. Yang paling gampang jadi tempat curhat tentu saja media sosial.
Mereka sebagian besar menyoroti mental pemain yang katanya kurang tampil sepenuh hati. Kekecewaan suporter wajar karena sudah tiga kali berturut-turut Mahesa Jenar menderita kekalahan. Sebelum takluk pada Sriwijaya FC, mereka menyerah 0-2 pada PS Tira dan bertekuk lutut 1-4 saat dijamu Barito Putera. Kekalahan dari PS Tira terasa tragis karena saat itu PSIS main dikandang sendiri. Dan PS Tira sebenarnya buka tim yang bertabur bintang.
Kini PSIS yang baru mengantongi dua kali kemenangan (dua-duanya di kandang) harus puas menghuni posisi paling dasar klasemen. Beberapa statistik kurang menyenangkan lainnya mengikuti. Sebagai misal sebagai klub yang paling banyak kebobolan dimana sampai pekan kesepuluh PSIS sudah kemasukan 20 gol.
Bukan mimpi yang Indah memang. Karena meski sebagai tim promosi, toh dua klub lain yang berstatus sama seperti PSIS sejauh ini mampu langsung menunjukkan eksistensinya. Persebaya Surabaya ada di papan tengah, peringkat sepuluh klasemen, dan PSMS Medan di posisi ke-14.
Kekecewaan suporter sebenarnya sudah mulai ditunjukkan usai PSIS takluk pada pada Barito Putera 12 Mei lalu. Waktu itu pada sesi latihan rutin di Stadion Citarum, pemain disambut spanduk bertuliskan 'PSIS, Kami Tunggu Prestasimu!!!'. Maksud terselubung dari spanduk itu
adalah agar PSIS bisa segera bangkit, dan menunjukkan mereka layak dan mampu bersaing di Liga 1.
Suara kecewa dari suporter sedikit banyak tentu saja merisaukan pemain. Haudi Abdillah usai laga lawan sriwijaya sampai meminta secara khusus agar para suporter selalu mendukung PSIS.
"Saya harap mereka terus dukung dan ini adalah proses dari Liga 1 yang tidak mudah, tapi saya yakin dengan kualitas pelatih dan semua terus evaluasi dan kerja keras," kata sang kapten.
Melihat ke belakang, Haudi dkk tidak perlu terlalu cemas kehilangan dukungan. Suporter PSIS baik Panser Biru maupun Snex sudah sangat teruji kesetiaannya. Memang ada kalanya mereka kecewa tapi bukan berarti kehilangan kecintaan pada tim. Dukungan Pasti akan diberikan dalam suka maupun duka. Bertahun-tahun saat PSIS tercecer di level dua pun dukungan mereka pada klub tak berkurang.
Haudi mungkin sepintas melihat minimnya jumlah suporter yang datang di laga lawan Sriwijaya dimana stadion tidak terisi penuh seperti biasanya.Namun itu tidak bisa dijadikan tolak ukur karena pada saat itu PSIS main di hari kerja, malam dan saat bulan Ramadan.
Yang paling penting sekarang adalah skuad terus memperbaiki kelemahan terutama lini belakang hingga status sementara sebagai tim paling sering kebobolan bisa dilepas. Selain itu membuat hitungan rasional untuk bisa terus bertahan di Liga 1, mewakili Jateng. Kesempatan masih terbuka lebar. (tribunjateng/cetak/msi)