Viral! Video Syur Diduga Milik Aryo Djojohadikusumo Keponakan Prabowo, Inilah Sosoknya
Di dunia maya, beredar video mesum pria yang disebut-sebut mirip Aryo, sedang bersama dua wanita di dalam sebuah ruangan.
TRIBUNJATENG.COM - Politisi Gerindra kembali diserang dengan persoalan seputar wanita.
Bila sebelumnya Fadli Zon diserang melalui kedekatannya dengan wanita dan sudah ditegaskan oleh Fadli itu merupakan berita hoax dan akan menempuh jalur hukum, kini giliran Aryo Djojohadikusumo, yang diterpa kabar miring dengan wanita.
Di dunia maya, beredar video mesum pria yang disebut-sebut mirip Aryo, sedang bersama dua wanita di dalam sebuah ruangan.
Video syur itu berdurasi 2 menit 35 detik. Di dalam video itu, ada seorang pria dan dua wanita yang tidak mengenakan pakaian.
Si pria melakukan adegan syur dengan salah seorang wanita, sementara wanita lainnya diminta merekam.
Video yang beredar itu diberi judul 'aryodj di apartemen'.
Si pria dan seorang wanita melakukan adegan, sementara satu wanita lainnya diminta untuk merekam.
Sejak kabar ini viral, kata kunci 'Aryo Djojohadikusumo' pun menjadi yang paling banyak dicari di Google.
Video Lama Mencuat Kembali
Video asusila diduga mirip Aryo Hashim Djojohadikusumo, anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra membuat heboh sosial media.
Video asusila diduga mirip Aryo Hashim Djojohadikusumo itu berdurasi 2 menit 35 detik.
Di dalam video yang diduga mirip Aryo Hashim Djojohadikusumo itu diberi judul 'Aryodj di apartemen'.
Dilansir tribunnews, video tersebut bukanlah video baru. Tetapi pernah beredar pada April 2017 silam.
Video tersebut sudah dibantah oleh adiknya Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, 22 April 2017 lalu yang juga menjabat anggota DPR dan juga Partai Gerindra.
Lalu siapakah sosok Aryo Hashim Djojohadikusumo?
Aryo Dojohadikusumo adalah putra Hashim Sujono Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subianto.
Lahir di Jakarta, 25 April 1983, memiiki dua saudara, Rahayu Saraswati dan Indra Djojohadikusumo.
Dilansir wikidpr.org Aryo Djojohadikusumo adalah anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra dengan dapil Jakarta III.
Ia bertugas di Komisi VII, membidangi Energi Sumber Daya Mineral, Riset & Teknologi, Lingkungan Hidup.
Aryo Djodjohadikusumo aktif di Gerindra sejak 2010, dengan mendirikan organisasi sayap Partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (TIDAR).
Aryo Djojohadikusumo terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2014-2019 dengan memperoleh 53.268 suara dari Dapil DKI Jakarta III.
Sebagai pimpinan TIDAR, nama Aryo Djojohadikusumo, mulai terdengar pada 2012 saat Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Organisasi yang ia pimpin cukup aktif dalam mendukung, dan membuat kampanye-kampanye untuk memenangkan Jokowi-Basuki pada saat itu.
Aryo Djojokusumo memiliki latar pendidikan yang mumpuni.
Ia mendapatkan gelar strata satu di University of Durham, United Kingdom (2004).
Kemudian melanjutkan strata dua di Southeast Asian Studies, University of London School of Oriental and African Studies, United Kingdom (2008), Executive Program, Tsinghua School of Economics & Management, Beijing, China (2012).
Pantauan banjarmasinpost.co.id Aryo juga terlihat dekat dengan Raffi Ahmad dan pebalap Moreno Soeprapto yang juga anggota DPR RI dari fraksi Gerindra.
Awalnya, Aryo Djojohadikusumo, generasi ketiga dari keluarga Djojohadikusumo, memfokuskan dirinya dalam membangun bisnis keluarganya, Grup Arsari.
Aryo Djojohadikusumo memegang beberapa jabatan komisaris di anak perusahaan Grup Arsari yang bergerak di beragam industri dari pertambangan, perkebunan dan trading.
Perjalanan politiknya dimulai di 2008. Aryo adalah pendiri dari organisasi sayap pemuda Partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (TIDAR) dan sampai sekarang masih menjadi Ketua Umum. Di 2010, Aryo resmi menjadi kader dari Gerindra dan sekarang menjabat sebagai Wakil Sekretariat Jendral Partai Gerindra.
Selain itu, Aryo Djojokusumo sendiri memiliki Yayasan A. Djojohadikusumo yang sebelum Pemilihan Legislatif cukup sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Salah satunya program #UntukIndonesiaku yang membiayai sekolah seorang anak sampai jenjang S1.
Bambang bilang hanya kemiripan wajah
Dilansir tribunnews.com, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap video syur yang diduga diperankan oleh anggota DPR, hanya sebatas kemiripan wajah saja.
"Saya berharap itu hanya mirip-mirip saja, saya enggak yakin ada anggota DPR seperti itu, saya hanya berdoa dan berharap itu hanya mirip-mirip saja," papar Bamsoet di komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Beberapa hari ini, media maya diramaikan dengan beredarnya video syur yang pelakunya mirip dengan anggota DPR Fraksi Gerindra, Aryo Djojohadikusumo.
Meski tidak menyakini bahwa video syur tersebut dilakukan oleh anggota DPR, Bamsoet tetap meminta Mahkamah Kehormatan Dewan untuk mengecek kebenaran dari video syur yang saat ini menjadi viral.
"Saya minta MKD cek kebenaranya dan saya berharap itu tidak benar," ucap Bamsoet.
Polri akan dalami
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya akan mendalami unsur pidana Setya mengurai apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus itu, yaitu video syur mirip anggota DPR.
"Yang pertama kita mengurai dulu apa sebenarnya yang terjadi. Ketika kita yakin ada perbuatan melawan hukum, kita cek dulu perbuatan melawan hukumnya, apakah dapat dilakukan upaya persuasif, tindakan yang di luar hukum dalam kategori bisa keadilan dapat terwujud tapi hukum tidak perlu dilakukan," ujar Iqbal.
Ia menegaskan Polri akan melakukan pendalaman pada semua informasi yang ada.
Selain itu, upaya persuasif akan dikedepankan terhadap setiap kasus yang terjadi melalui media sosial.
Menurutnya, upaya persuasif lebih efektif untuk menggali informasi seperti siapa yang mem-posting terlebih dahulu dan apa motifnya.
Jika alasan memposting karena iseng atau tidak tahu, Polri akan menasehati pihak yang memosting itu.
Baru setelahnya, kata dia, baru masuk ke proses penyidikan.
"Bila terdapat bukti-bukti yang cukup melakukan perbuatan pidana, kita lakukan proses penyidikan," kata dia.
"Mungkin ada konten porno, dia tidak tahu siapa yang porno itu, diduga si A si B si C, yang mem-posting itu kita imbau, kita bina, kita monitor. Tapi kalau misalnya kita sudah tahu background-nya, profilingnya, dan beberapa kali sudah mem-posting dengan motif atau niat tertentu, kita lakukan proses penegakan hukum," tandasnya. (banjarmasinpost)