Rayakan Tradisi Syawalan, Ribuan Jamaah Penuhi Objek Wisata Religi Wonobodro
Selain mencari berkah dan bersilaturahmi, jamaah dianjurkan melantunkan asmaul husna, rhotib dan shalawat nabi.
Penulis: Lita Febriani | Editor: abduh imanulhaq
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Lita Febriani
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Ribuan jamaah KH Ahmad Syaifudin dari berbagai daerah mengikuti halalbihalal di Masjid An Nur, Desa Wonobodro, Kecamatan Blado, Batang, Rabu ( 20/6/2018).
Mereka merayakan tradisi Syawalan yang menjadi daya tarik destinasi wisata religi.
Selain mencari berkah dan bersilaturahmi, jamaah dianjurkan melantunkan asmaul husna, rhotib dan shalawat nabi.
Wakil Bupati Suyono yang hadir menyebut Desa Wonobodro merupakan destinasi wisata religi yang dimiliki Kabupaten Batang.
Keberadaan makam Syeh Maulana Maghribi dan agenda haul setiap tahunn pada bulan Muharam atau Syuro menjadi daya tarik tersendiri.
"Tradisi ini harus terus berlanjut yang memiliki kearifan lokal yang luar biasa sebagai wisata religi yang dapat memberikan keberkahan dan kesejahteraan masyarakat," tutur Suyono.
Dia juga meminta masyarakat saling memaafkan, menjaga tradisi bergotong royong, guyub rukun, menjaga kekompakan, dan menjalin silaturami serta memperkuat persatuan dan kesatuan untuk membangun Batang.
"Jaga tradisi gotong royong, guyun rukun dan persatuan kesatuan, jangan mudah terprovakasi sehingga tercipata kenyamanan kita dalam beribadah dan bermasyarakat," ungkapnya.
Wakil Bupati Batang ini juga meminta doa agar bisa lebih amanah dalam memimpin daerah.
"Kami juga meminta doa kepada jamaah agar kami dalam memimpin Kabupaten Batang bisa lebih amanah dapat menyejahterakan dan dijauhkan dari musibah dan bencana," terang dia.
Kepala Desa Wonobodro, Sri Indahsyah, menuturkan halalbihalal dilaksanakan setiap tanggal 6 Syawal dan diikuti ribuan jamaah KH Ahmad Syaifudin.
Dalam kegiatan di Masjid An Nur ini, pengunjung akan mendapatkan nasi bungkus gratis yang telah disediakan oleh warga.
"Setelah dari Masjid, jamaah diajak berziarah ke makam Syeh Maulana Magribi dengan berjalan kaki sejauh 2 km dan membacakan surat Yasin dan tahlil," terang Sri Indahsyah. (*)