Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KAMPUNG MATI! 4 Tahun Lalu Ratusan Warga Meninggal, Kini Sisakan Belantara Sepi

Melintasi jalan provinsi di ruas Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara membuat bulu kuduk tegang.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
Tribunjateng.com/Khoirul Muzaki
Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Banjarnegara yang terkubur bersama penghuninya. Jejaknya masih jelas. 

Ditinggalkan Masyarakat

Bertahun-tahun dusun yang telah ditinggalkan penghuninya itu tak ubahnya kampung mati.

Kampung yang dahulu selalu diwarnai hiruk-pikuk penduduk kini sepi tak terjamah.

Yang tertinggal di kampung itu hanyalah kesunyian yang horor.

Tetapi, sifat tanah tetaplah tak berubah, meski tanah yang terlepas dari puncak bukit itu telah berpindah ke bawah lereng.

Sejumlah tim relawan mengangkut korban longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014)
Sejumlah tim relawan mengangkut korban longsor di Dusun Jemblung, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014) ()

Gundukan longsor serupa bukit kecil yang menutup kampung itu tetap subur dan menjanjikan kesejahteraan.

Seiring berjalannya waktu, kuburan sebuah kampung itu telah ditumbuhi pepohonan maupun tanaman liar.

Ada saja warga yang berani memanfaatkan lahan bekas bencana itu untuk menyambung hidup, meski untuk mengolah tanah yang menyimpan tragedi itu mereka lebih hati-hati.

Petani menanami lahan itu dengan tanaman kayu-kayuan yang lebih kuat mengikat tanah.

Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Banjarnegara yang terkubur bersama penghuninya. Jejaknya masih jelas.
Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Banjarnegara yang terkubur bersama penghuninya. Jejaknya masih jelas. (Tribunjateng.com/Khoirul Muzaki)

"Yang menanam itu juga warga, tapi tidak jelas batas-batasnya, karena tanah milik yang asli kan sudah tertimbun," jelas Irma.

Meski demikian, warga hanya memanfaatkan lahan yang berada di bawah bukit, atau jauh dari pusat bencana. Kawasan dekat mahkota longsor dibiarkan apa adanya dan tetap tak terjamah.

Alhasil, tebing yang sebagian materialnya terlepas itu terlihat gundul, tak berubah dari kondisi semula pascalongsor.

Prasasti alam itu seakan ingin selalu bercerita tentang dusun yang hilang dalam sekejap. (Khoirul Muzakki)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved