Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPDB Online

ADA 80 Ribu Calon Siswa SMA/SMK di Jateng Gunakan SKTM, bahkan Melebihi Kapasitas Sekolah

Jasman menyebut, penggunaan SKTM oleh calon siswa SMK mencapai sekitar 52 ribu dokumen, sedangkan SMA sekitar 30 ribu dokumen.

Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: iswidodo
Tribunjateng/mahasiswa UIN Magang/Febbi Ferkhitilawati
Calon peserta didik baru sedang mengambil nomor antrian pendaftaran di SMAN 7 Semarang, Jalan Untung Surapati, Kecamatan Ngaliyan, Selasa (03/07/2018). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebagaimana dikhawatirkan sejumlah orangtua bahwa dalam PPDB Online menerapkan sistem zonasi akan dimanfaatkan oleh berbagai pihak.

Adanya kewajiban SMAN atau SMKN di Jateng menerima calon siswa miskin dalam zonasi, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) menjadi celah yang dimanfaatkan oleh pihak tertentu.

Di Jawa Tengah, jumlah calon siswa yang menggunakan SKTM melonjak tajam dibanding tahun lalu.

Kepala Balai Pengembangan Pendidikan Menengah dan Khusus (BP2MK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Jawa Tengah, Jasman Indratmo menyayangkan kenapa begitu mudah penerbitan SKTM.

SKTM tersebut banyak dimanfaatkan orangtua calon siswa sebagai tiket masuk Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB).

Jasman menyebut, penggunaan SKTM oleh calon siswa SMK mencapai sekitar 52 ribu dokumen, sedangkan SMA sekitar 30 ribu dokumen.

"Saya sama sekali tidak menduga kalau sebanyak itu jumlahnya (pengguna SKTM). Ini masih kami saring ulang," kata Jasman, Senin (9/7/2018) sore.

Saat ini sudah ada 500an dokumen SKTM yang dicoret atau diskualifikasi karena tak sesuai kondisi sebenarnya.

Jasman mengatakan pelolosan SKTM tanpa verifikasi sangat membebani pihak penyelenggara PPDB dan sekolah.

Berdasar hasil laporan tim verifikasi sekolah, Jasman membeberkan kebanyakan pemohon SKTM memiliki mobil dan sepeda motor.

Dia mencontohkan 900 dari 1.600 orang calon siswa mendaftarkan diri di sebuah SMKN Purwokerto menggunakan SKTM. Padahal daya tampung masuk sekolah tersebut hanya 600 orang. Menyedihkan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved