Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Menelusuri Jejak Peninggalan Sejarah di Perbatasan Kerajaan Padjajaran-Majapahit di Bodeh Pemalang

Seperti diketahui, Kerajaan Padjajaran dan Majapahit merupakan dua kerajaan adikuasa pada masanya yang menguasai daerah barat dan timur Indonesia.

Penulis: Adelia Sari | Editor: Catur waskito Edy
Istimewa
Tim PKM-PSH sedang melihat jejak sejarah peninggalan kerajaan berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora Universitas PGRI Semarang yang beranggotakan Hadi Anggoro (ketua), Andy Prasetyo, dan Rizka Ma’rifatul Fitri, baru-baru ini telah melaksanakan penelitian mengenai kebudayaan masyarakat yang berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018.

Tim dosen pendamping, Arisul Ulumudin membuat judul penelitian ekspedisi kebudayaan masyarakat jejak peninggalan perbatasan kerajaan Padjajaran Majapahit sebagai daerah potensi wisata di Desa Longkeyang.

Seperti diketahui, Kerajaan Padjajaran dan Majapahit merupakan dua kerajaan adikuasa pada masanya yang menguasai daerah barat dan timur Indonesia.

Kerajaan Padjajaran atau dulunya yang disebut dengan kerajaan Sunda atau Galuhpakuan terletak di Bogor sebagai pusat pemerintahannya dan pada masanya mampu menguasai hampir seluruh daerah barat Indonesia, sedangkan kerajaan Majapahit sebagai kerajaan adikuasa di area timur Indonesia.

Tim PKM-PSH sedang melihat jejak sejarah peninggalan kerajaan  berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018.
Tim PKM-PSH sedang melihat jejak sejarah peninggalan kerajaan berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018. (Istimewa)

Perbatasan kedua kerajaan tersebut salah satunya terletak dibagian tengah pulau Jawa yaitu di Kabupaten Pemalang lebih khususnya di Desa Longkeyang.

Dari hasil penelitian, Desa Longkeyang adalah salah satu tempat pertempuran atau perang perebutan daerah kekuasaan.

Maka dari itu, di desa ini terdapat dua kebudayaan yang saling mempengaruhi.

Satu di antaranya adalah asal usul nama desa Longkeyang yang berasal dari bahasa Sunda.

Bukan hanya desa Longkeyang saja, namun desa sekitar seperti Desa Bodas, Medayu, Cikadu, Sarangkadu, dan Gunungbatu juga berasal dari bahasa Sunda.

Selain asal-usul nama desa, di Desa Longkeyang mempunyai banyak mitos, adat, dan kebudayaan agama Hindu-Bunda.

Contohnya berupa makam yang mirip dengan Punden Berundak.

Masyarakat Longkeyang percaya bahwa orang yang sudah meninggal harus diletakkan di atas desa sebagai bentuk penghormatan.

Sampai sekarang di Desa Longkeyang masih mempercayai dan tempat pemakaman selalu berada di daerah perbukitan (di atas pemukiman).

Tim PKM-PSH sedang melihat jejak sejarah peninggalan kerajaan  berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018.
Tim PKM-PSH sedang melihat jejak sejarah peninggalan kerajaan berada di bekas perbatasan kerajaan Padjajaran-Majapahit di Desa Longkeyang, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang pada 22-27 Juni 2018. (Istimewa)

Selain itu, di Desa Longkeyang hingga saat ini masih mempercayai adanaya mitos “Wong Padjajaran” yaitu sejenis makhluk ghaib jelmaan dari prajurit atau Prabu Siliwangi dan Padjajaran yang tertinggal dan menetap di hutan desa.

Beberapa kali masyarakat mengaku menjumpai makhluk ini dengan wujud macan, manusia kerajaan, dan prajurit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved