Kuliner Semarang, Menikmati Nasi Pindang Sapi yang Kesohor Lezatnya, Langganan Para Artis
Nasi pindang ini sebenarnya kuliner khas Kudus, Jawa Tengah dan begitu tersohor di Semarang, tepatnya di Jalan Gajahmada
TRIBUNJATENG.COM - Melancong ke Kota Semarang di pagi hari, ada banyak opsi sarapan selain soto dan pecel.
Anda bisa coba nasi pindang dengan daging sapi berkuah hitam gurih.
Pindang ini bukanlah berasal dari ikan, seperti yang banyak ditemukan di kota lainnya.
Nasi pindang ini berupa gulai daging dengan paduan rempah khas bersantan.
Nasi pindang ini sebenarnya kuliner khas Kudus, Jawa Tengah dan begitu tersohor di Semarang, tepatnya di Jalan Gajahmada.
Di daerah asalnya, nasi pindang khas Kudus berisikan daging kerbau, karena sapi dahulu disucikan oleh masyarakat adat di sana.
Sedangkan daging sapi pada masa penjajahan lebih diperuntukkan untuk kolonial Belanda, dan bangsawan.
KompasTravel sempat berkunjung dan mencicipi keunikan rasanya, saat trip kuliner "Kampung Legenda" bersama Mal Ciputra, Kamis (19/7/2018).
Kedai sederhana ini masih memamerkan keotentikan pikulan kayu di bagian depannya.
Sang empunya Masyudi Naspin (53), mengaku kakeknya dahulu menggunakan alat tersebut untuk jualan keliling sekitar tahun 1989-1990an.
"Sempet eyang berjualan dengan pikulan atau angkring di daerah Tanah Mas, dari 1987-1990an" katanya.
Dibantu anaknya, ia masih terampil menyiapkan porsi-porsi pindang, berisikan nasi, diberi irisan daging-daging tipis diguyur kuah pindang lengkap dengan daun melinjo.
Penyajiannya di atas piring dengan alas daun pisang.
Sepintas sangat mirip rawon surabaya atau nasi gandul khas Pati, hanya saja cita rasa daun melinjonya menjadi pembeda.
Kuahnya yang keruh, terasa gurih santan dan rempah lainnya, terutama kluwak.
Masyudi mengatakan rempah yang ia gunakan mirip dengan rawon, seperti bawang merah, bawang putih, kluwak, kemiri, merica dan lainnya.
Untuk dagingnya terbilang lembut, dengan irisan tipis.
Kedai ini menggunakan daging leher dan daging tipis yang menempel di rusuk sapi untuk pindang dan sotonya.
"Karena kalau daging leher sama daging pelimping tipis itu, tanpa lemak juga udah empuk, tapi memang kecil-kecil, cocok lah buat pindang," kata Masyudi yang kini sudah mulai mewariskan pada anaknya.
Porsi yang disajikan tidak banyak, dengan ukuran piring kecil. Ukuran ini dipertahankan sejak zaman dahulu, awal kemunculan pindang di Kudus untuk disajikan kepada priyayi.
Kedai yang buka sejak pukul 06.00 setiap harinya ini, rata-rata menghabiskan 10 kilogram daging.
Namun jika hari raya besar dan libur panjang akhir pekan bisa sampai satu kwintal.
Bagi yang ingin mencobanya, bisa berkunjung ke kedai Nasi Pindang Kudus dan Soto Sapi di Jalan Gajahmada nomor 89B, Semarang, Jawa Tengah.
Juga bisa ke dua cabangnya yang tersebar di Semarang, semuanya buka mulai pukul 06.00 – 22.00.
Harga satu porsi nasi pindang dan soto di sini Rp 17.000. Anda bisa menambah jeroan sapi dengan Rp 12.000 dan telur pindang Rp 7.000.
Kelezatan Nasi Pindang Kudus dan Soto Sapi Gajahmada ini sudah dinikmati oleh banyak figur publik.
Di kedai ini banyak dipajang foto-foto tokoh terkenal yang pernah menyantap nasi pindang, mulai penyanyi Andien, Afgan, Ahmad Albar dan lainnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sarapan Nasi Pindang Sapi yang Tersohor di Semarang