Inilah Update Sosmed Terakhir Ferin Anjani Sebelum Mayatnya Ditemukan Terbakar di Blora
Ferin, Gadis cantik yang mayatnya ditemukan di Blora dalam keadaan mengenaskan ini telah dikebumikan di TPU Dadapsari Sendangmulyo Tembalang
Penulis: Yasmine Aulia | Editor: galih permadi
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yasmine Aulia
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ferin Anjani, gadis cantik yang mayatnya ditemukan di Blora dalam keadaan mengenaskan ini telah dikebumikan di TPU Dadapsari Sendangmulyo Tembalang Semarang, Selasa (7/8/2018).
Jenazah tiba di rumah duka di Perum PGRI blok K, Sendangmulyo Tembalang Semarang pada sekitar pukul 09.00 WIB.
Para kerabat gadis yang akrab disapa Ferin ini cukup kaget mendengar kabar kematian tersebut.
"Soalnya dari update sosmednya itu tanggal 31 Juli malam dia masih berada di Semarang," ujar salah satu kerabat almarhum, Dita.
Menurut ibunda Ferin, Kiswati, rekan terdekat Ferin pun sampai mendatanginya ke rumah karena kehilangan kontak sehari semalam dengan Ferin.
"Jadi kami melakukan laporan hilangnya Ferin setelah temannya itu datang ke sini, dikiranya Ferin pulang ke rumah," ungkap Kiswati.
Menurutnya, Ferin berpamitan ke rekannya sebelum pergi dan tidak ada kabar.
"Setelah itu sampai pagi hari tidak ada kabar, di telepon hanya menyambung dan tak diangkat," tuturnya.
Karena sehari semalam Ferin tidak ada kabar, rekannya merasa khawatir dan langsung mencari ke rumahnya.
"Temannya ketakutan takut Ferin kenapa-napa, kesini sampai nangis-nangis karena tidak biasanya Ferin tak dapat dihubungi."
Merasa ada keanehan, keluarga langsung melaporkan hilangnya Ferin ke Polrestsbes Semarang.
Terpisah, penemuan mayat gadis dalam kondisi mengenaskan di Blora tersebut mulanya tanpa identitas.
"Jadi Ferin itu pergi tidak bawa ktp, hanya sejumlah uang, handphone dan perhiasan, ktpnya ditinggal di kamar kosnya."
Jenazah Ferin pun telah dimakamkan di Blora sebelumnya, setelah itu pihak kepolisian dan keluarga berkoordinasi dan mencocokkan ciri-ciri jenazah dengan Ferin.
"Setelah yakin lalu jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diperiksa lebih lanjut,
kemudian pagi ini baru sampai di rumah duka," ujarnya.
Adapun pelaku pembunuhan langsung diringkus oleh petugas di Semarang.
"Soalnya handphone, uang dan perhiasan Ferin juga dibawa oleh pelaku, jadi dilacak melalui handphone yang dibawa katanya," kisah Kiswati pilu.
Kiswati pun tak habis pikir dengan motif tersangka membunuh anaknya, ia sadar putrinya tak akan dapat tergantikan.
Namun ia berharap pelaku mendapatkan hukuman terberat.
BERITA LENGKAP:
Misteri penemuan mayat wanita yang ditemukan hangus terbakar di hutan jati Desa Sendang Wates, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora 1 Agustus lalu terkuak.
Gadis yang jenazahnya sempat sulit diidentifikasi, diketahui adalah Ferin Diah Anjani (21).
Ia adalah putri pasangan Kiswati dan Warso, warga Perum PGRI, Kelurahan Sendang Mulyo, Kecamatan Tembalang, Kabupaten Semarang.
Tak lama setelah pengungkapan, polisi kemudian menetapkan seorang tersangka berinisial KAW (31), yang tidak lain adalah teman kencan korban.
Pria kelahiran Blora dan menetap di Semarang itu diringkus di tempat kerjanya, sebuah hotel di kota Lunpia pada Senin (6/8) pukul 22.30.
"Tidak lebih dari 24 jam setelah identitas korban diketahui, tersangka langsung diringkus oleh anggota Satreskrim Polres Blora dengan dukungan Jatanras Polda Jateng," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Triatmaja saat dihubungi, Selasa (7/8).
Tersangka kini masih menjalani penyelidikan lebih lanjut di Polres Blora.
Hal itu karena ada dugaan pada tahun 2011 tersangka juga pernah melakukan tindakan dengan kronologis yang sama namun tidak terungkap.
Dihubungi terpisah Kapolres Blora AKBP Saptono memaparkan dugaan awal SPG berwajah cantik itu diajak berkencan oleh tersangka di sebuah kamar hotel di Semarang.
Setelah melakukan persetubuhan tersangka kemudian membuat korban tidak sadar.
Di saat itulah tersangka membunuh dengan cara mencekik korban.
Untuk menghilangkan jejak korban dibakar di hutan Jati di wilayah Blora.
Luka bakar juga disebut hampir seratus persen hingga membuat jenazah sulit diidentifikasi.
Terungkap Anting dan Gigi Kelinci Korban
Beruntung pihaknya yang melakukan penyelidikan menemukan anting dan gigi kelinci korban.
Dua barang bukti tersebut kemudian digunakan untuk mencari identitas korban.
Akhirnya jenazah korban dimakamkan di TPU Jomblang Blora karena identitas tidak kunjung terungkap. Titik terang akhirnya muncul.
Dari hasil pencocokan laporan kehilangan di Polrestabes Semarang, keluarga korban mengenali anting dan foto gigi Ferin.
"Dari hasil pengembangan tersangka mengaku tindak pembunuhan tersebut bukan kali pertama dilakukan.
Pada 2011 yang lalu dia juga melakukan tindakan (pembunuhan) dengan modus dan kronologis yang hampir sama, korbannya juga wanita," imbuh Saptono.
Saat ini kepolisian telah membuka data lama dan berkoordinasi dengan seluruh Polres untuk mengungkap kejadian lain yang diakui pelaku.
Pamit Pergi Sebentar
Suasana rumah duka, di Blok K Perum PGRI Sendang Mulyo, Tembalang, Semarang Selasa (7/8) sudah ramai dikunjungi keluarga, kerabat dan rekan Ferin.
Rencananya jasad gadis yang berprofesi sebagai SPG event tersebut akan dipindahkan dari pemakaman Jomblang, Blora ke pemakaman Giriloyo, Semarang.
Sebelumnya, jasad Ferin sudah dimakamkan di Blora karena sudah dua hari tidak kunjung diketahui identitasnya. Baru pada Senin (6/8) keluarga korban dikabari bahwa mayat gadis yang ditemukan terbakar adalah Ferin.
Kesedihan tidak bisa disembunyikan ibunda korban, Kiswati saat ditemui di rumahnya. Ia menjelaskan terakhir bisa kontak dengan putrinya pada tanggal 31 Juli lalu.
Saat itu malam hari, Ferin pamit ke teman kosnya akan keluar bertemu dengan teman lelakinya.
"Saya dikabari teman kosnya di Siliwangi Residence dia keluar menggunakan taksi online, katanya tidak lama akan balik lagi, keluar cuma sebentar," terang Kiswati.
Ia pergi sekitar pukul 20.00, namun pada pukul 22.00 ponselnya sudah tidak bisa dihubungi. Kiswati kemudian menunggu kabar anaknya hingga tanggal 2 Agustus.
Tak kunjung mendapat kabar, hari itu ia kemudian memutuskan untuk membuat laporan kehilangan anak ke SPKT Polrestabes Semarang.
"Setelah laporan itu saya juga sempat buka berita lewat HP, ada mayat ditemukan di Blora, saya nggak nyangka kalau itu anak saya," bebernya.
Beberapa hari setelahnya, atau tepatnya Minggu (5/8) ia mendapat telepon dari Kanit Reskrim Polsek Kunduran, Blora. Anggota polisi itu menunjukkan barang bukti anting dan gigi kelinci korban.
"Saya yakin betul itu anting anak saya giginya juga saya yakin betul," bebernya.
Sehari setelahnya ia menjalani tes DNA untuk memastikan dan hasilnya memang cocok. Ia pun syok, tidak menyangka anaknya meninggal dengan cara yang tragis.
Ia bahkan tidak mengenal siapa teman Ferin yang tega melakukan pembunuhan keji tersebut.
"Nggak kenal, saya tanya teman-temannya juga nggak ada yang kenal," tegasnya.
Dikenal Setiakawan
Ferin Diah Anjani (21) gadis yang ditemukan dalam keadaan meninggal, hangus terbakar di hutan jati Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora 1 Agustus lalu dikenal sebagai gadis yang setiakawan.
Ia selalu menyempatkan waktu untuk bersama teman-temannya. Entah itu hanya sekadar bermain bersama, nongkrong, bahkan hingga membantu kesulitan keuangan yang dimiliki teman-temannya.
Anak ke empat dari lima bersaudara tersebut dikenal sebagai SPG event. Selain itu juga diketahui beberapa kali nyambi sebagai Cady Golf.
Salah satu rekannya yang ditemui di rumah duka di Sendang Mulyo, Tembalang, Semarang menyebut Ferin sosok yang ramah.
"Saya bukan teman SMA, bukan teman sekolah ya teman nongkrong aja tapi dia memang baik banget," terang Lukman, salah satu pelayat.
Meski demikian pemuda yang seumuran dengan korban itu menyatakan sudah satu tahun tidak berjumpa dengan Ferin. Ia pun terkejut mendapat kabar gadis berbadan sintal itu meninggal dengan cara yang tragis.
"Semoga pelakunya segera tertangkap, sadis itu nggak cuma membunuh tapi juga membakar, dan semoga mendapat hukuman yang setimpal," katanya.
Ibunda Ferin, Kiswanti juga mengamini bahwa anak ke empatnya itu sosok yang pandai bergaul. Tidak heran jika rumah duka dibanjiri pelayat yang mayoritas adalah muda-mudi rekan Ferin.
Kiswanti memang menyampaikan bahwa anaknya sudah hampir dua tahun tidak tinggal serumah dengannya. Ia memilih indekos di Siliwangi Residence.
"Itu ya agar lebih dekat dengan temannya, bahkan dia rela membiayai hidup temannya yang gagal jadi TKW ke Korea selama di Semarang," imbuhnya. (*)