Idul Adha 2018
Kisah Mahasiswi Universitas Michigan Amerika yang Gagal Temui Jokowi dan Syamsi Ali di MAJT
Menyikapi hal tersebut Mahasiswi Universitas Michigan jurusan Studi Asia Tenggara ini memilih untuk berkeliling MAJT.
Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: m nur huda
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rebecca Selin, perempuan kelahiran Pennsylvania 26 tahun silam ini mengaku datang ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Agenda awalnya, Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dijadwalkan salat idul adha di MAJT sekaligus melakukan penyerahan hewan kurban. Namun karena agenda yang sangat padat, Jokowi tidak bisa hadir.
Menyikapi hal tersebut Mahasiswi Universitas Michigan jurusan Studi Asia Tenggara ini memilih untuk berkeliling MAJT.
"Saya ke sini karena sengaja ingin melihat Jokowi langsung dan khotibnya, Syamsi Ali di Amerika sangat terkenal, namun saya gagal bertemu keduanya," jelas Rebecca kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/8/2018).
Rebecca sudah fasih berbahasa Indonesia, pertama kali ke Indonesia yakni pada tahun 2015.
"Waktu itu saya di Lampung hampir setahun, mengajar anak-anak SMK," jelasnya.
Ia mengungkapkan kehadirannya di MAJT ini karena ingin melihat langsung Jokowi dan Khatib Idul Adha MAJT yakni Imam Besar Masjid New York, USA, Syamsi Ali.
Dari keterangannya Syamsi Ali di Amerika terkenal karena ilmunya.
"Saya juga tertarik mendalami islam dan budaya Indonesia. Banyak teman-teman saya tahu Vietnam, Thailand tapi untuk Indonesia hanya beberapa saja, padahal kekayaan alam dan tradisi di sini sangat banyak," tutur Rebecca.
Itulah alasan Rebecca mengambil jurusan Studi Asia Tenggara dan mengambil penelitian tentang Indonesia.
"Indonesia daerahnya sangat luas daripada Thailand ataupun Malaysia, ini unik, harusnya negara dengan kekayaan budaya yang ruah ini tak asing di telinga orang-orang luar di bandingkan negara Asia Tenggara lainnya," imbuh Rebecca.
Meski tak bisa melihat Joko Widodo secara langsung, Rebecca tampak antusias berkeliling MAJT dan naik ke menera Masjid.
Selama di Semarang ia aktif mengikuti kegiatan Nasida Ria.
"Saya belajar keberagaman langsung dari mereka, langsung dari penduduk, itu juga yang membuat saya cepat belajar Bahasa Indonesia," jelasnya.
Rencananya ia akan berada di Semarang hingga 1 September 2018.
"Saya ikut kelas pertukaran pelajar di Universitas Negeri Malang hingga Juni, saya je Semarang dua minggu karena ingin langsung berkenalan dengan penduduk di sini dan belajar budaya," pungkasnya sebelum naik ke menara MAJT. (kin)