Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Waspadalah! Asam Lambung Naik Ternyata Bisa Berdampak ke Gigi Hingga Paru-paru

Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan

Shutterstock/kompas.com
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Tidak hanya terjadi pada pasien, di kalangan medis, prevalensi gangguan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), menurut hasil studi Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, dkk di kalangan dokter-dokter di Indonesia mencapai 27,4 persen.

Padahal apabila dibiarkan GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Hal ini terjadi karena asam lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan, sehingga yang awalnya hanya berupa perlukaan, lama kelamaan luka semakin luas dan bisa menyebabkan penyempitan kerongkongan bawah.

“Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra kanker,” kata Ari Fahrial Syam di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (30/8/2018).

GERD adalah penyakit pencernaan yang mana asam lambung atau empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan

Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi, tenggorokan, pita suara, saluran pernafasan bawah bahkan sampai paru-paru.

Tidak heran, jika penyakit gastrointestinal ini juga menempati 10 besar penyebab kematian karena penyakit terbanyak di Indonesia.

Demikian pula dengan kanker gastrointestinal yang menjadi momok bagi pasien dan dokter, lantaran seringkali pasien datang terlambat untuk berobat.

Namun sayangnya banyak kasus kanker yang kerap ditemukan merupakan stadium lanjut yaitu stadium 3 atau 4.

“Padahal semakin dini kanker ditemukan, semakin tinggi pula kemungkinan pasien dapat pulih,” katanya.

Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan pasien datang terlambat untuk berobat, yaitu di antaranya, gejala kanker yang seringkali tidak terasa ketika stadium awal dan pelayanan deteksi dini yang belum merata di seluruh daerah Indonesia.

Selain itu, banyak pasien memandang enteng gejala penyakitnya karena kurang begitu mengganggu aktivitas kesehariannya.

Pembentukan Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI)

Atas latar belakang tersebut, maka Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI) didirikan.

YGI merupakan yayasan nonprofit yang didirikan oleh dokter-dokter spesialis konsultan gastroenterohepatologi (KGEH) yang juga merupakan pengurus besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved