Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Malam 1 Suro

Masyarakat Percaya Kotoran Kebo Bule Dapat Datangkan Berkah

Tak hanya masyarakat lokal, tapi juga wisatawan luar negeri menikmati berbagai prosesi kirab malam 1 suro di Solo

Penulis: akbar hari mukti | Editor: m nur huda
TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI
Kebo bule yang diarak di Kirab Malam Satu Suro Keraton Surakarta, Selasa (11/9/2018) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Selesai sudah prosesi kirab malam satu suro di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kirab yang dilakukan hingga Rabu (12/9/2018) dini hari itu tetap menyita perhatian ribuan masyarakat.

Tak hanya masyarakat lokal, tapi juga wisatawan luar negeri menikmati berbagai prosesi kirab tersebut.

Ada tradisi dalam kirab tersebut, yakni kotoran dari kebo bule atau kerbau bule serta sejumlah perlengkapan kirab seperti air jamasan kerbau, janur, untaian bunga melati dan lainnya dipercaya oleh warga akan mendatangakan berkah dan keselamatan.

Seorang warga yang menonton kirab, Novita (26) dari Boyolali misalnya, ia datang bersama adik dan kakaknya tak menyangka mendapatkan air jamasan kerbau yang dituangkan ke sebuah botol air minum.

Ia pun mengaku juga mendapatkan kotoran kerbau, serta untaian bunga melati oleh pendoa kerbau.

"Saya percaya akan dapat berkah, nanti rencananya mau saya simpan dan sebagian saya minum," katanya.

Senada, Kartini (50) warga Solo mengaku tak sia-sia menonton kirab tersebut.

Dalam kesempatan itu, ia mengaku mendapatkan penginang, serta air jamasan kerbau.

"Penginang ini yang memberi keponakan kanjeng Sinuhun. Senang sekali saya, karena tidak semua orang dapat. Pokoknya apapun yang berasal dari sini, saya percaya bisa mendapatkan berkah," ujar dia.

Sebelumnya, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Dipokusumo selaku Penghageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta menjelaskan, Malam Satu Suro ini menjadi peringatan tahun baru dalam penanggalan Jawa.

Baca: Asal-usul Kebo Bule Kyai Slamet, Kerbau yang Dikeramatkan Keraton Kasunanan Surakarta

Ia mengatakan, penanggalan Jawa ini merupakan penanggalan gabungan antara perhitungan penanggalan Islam dan perhitungan penanggalan Saka. Adapun dalam tradisi ini sangat identik dengan kirab kerbau.

"Kerbau sangat identik dengan tradisi keraton. Hal ini karena kerbau salah satu bagian yang tidak lepas dari tata cara masyarakat pada saat itu untuk alat transportasi, bahkan jadi simbolis tokoh keraton," jelas dia.

Disinggung terkait persiapan Kebo Bule, ia menjelaskan telah dilakukan gladi beberapa kali. Perawatan juga dilakukan di kandangnya, Alun-alun selatan.

"Ada 2 kerbau jantan, dan betinanya ada 5 ekor," jelas dia. (Ahm)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved