Melihat Kegagahan PLTA Ketenger Banyumas yang Telah Beroperasi sejak Zaman Belanda
Bangunan itu menunjang operasi mesin pembangkit tenaga listrik yang tersimpan di dalamnya.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Di tengah hutan rimbun lereng Gunung Slamet, Melung Banyumas, sebuah bangunan berarsitektur Belanda masih berdiri kokoh.
Tumpukan batu kali menjadi penyusun utama bangunan yang tak berubah bentuk sejak mula didirikan itu.
Nama PLTA Ketenger tertulis besar di bagian atas pintu utama bangunan.
Melihat desain bangunan yang khas, rumah pembangkit (power house) itu bisa dipastikan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.
Tetapi bukan seperti bangunan peninggalan Belanda di tempat lain yang umumnya mangkrak atau berubah fungsi.
Rumah pembangkit ini tak hanya terjaga keaslian bangunannya, namun juga masih beroperasi sejak awal diciptakan dulu.
Bangunan itu menunjang operasi mesin pembangkit tenaga listrik yang tersimpan di dalamnya.
Suara bising merasuk kuping saat memasuki ruangan bangunan itu.
Pertanda, mesin pembangkit daya tengah bekerja.
Tulisan berbahasa Belanda, Maschinenfabrik Oerlikon Zurich Schweiz dan Ateliers des Charmilles s.a Geneve Suisse masih tercetak jelas pada besi pembungkus mesin.
Turbin dan generator tua itu terus bekerja 24 jam menghasilkan energi untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

Sejak beroperasi tahun 1939 lalu, mesin pembangkit itu masih berfungsi normal hingga sekarang. Kondisi turbin maupun generator berusia lanjut itu masih seperti baru meski telah beroperasi selama 79 tahun.
“Yang saya salut, saat kami bongkar turbinnya, masih kinclong,” kata Dwi Hantoro Sutomo, Manager Engineering UP Mrica