Gempa Donggala
KISAH Dramatis Andi Warga Tegal di Palu yang Selamat dari Gempa dan Tsunami
KISAH Dramatis Andi Warga Tegal di Palu yang Selamat dari Gempa dan Tsunami tanggal 28 September 2018
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Belum sampai satu hari penuh, kedatangan Muhamad Andi Siswanto (28) di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) disambut musibah besar.
Bagaimana tidak, baru berada di Kota Palu sekitar 15 jam, Andi langsung dikagetkan dengan kejadian gempa disusul tsunami pada Jumat (28/9/2018) lalu.
Ya, Andi adalah seorang warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang nyaris menjadi korban saat gempa disusul tsunami mengguncang Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulteng.
Warga Desa Harjawinangun, Kecamatan Balapulang itu sempat terjebak selama dua hari di lokasi bencana.

Untungnya, dia bisa menyelamatkan diri sesaat sebelum gempa susulan yang mengakibatkan tsunami meruntuhkan bangunan tempatnya menginap.
Ditemui di rumahnya di RT 02 RW 03 Kamis (4/10/2018), Andi menuturkan detik-detik ketika gempa dan tsunami terjadi pada Jumat (28/9/2018) lalu.
"Saat itu, saya sedang berada di sebuah penginapan di Kota Palu. Lokasinya dekat dengan pantai yang terjadi tsunami," tutur Andi kepada Tribunjateng.com, Kamis (4/10/2018).
Andi yang bekerja sebagai teknisi di Jakarta berada di Palu karena ditugaskan perusahaan untuk memasang mesin penjernih air di sebuah restoran makanan cepat saji.
Dia tiba di kota itu pada Kamis (27/9/2018) malam sekitar pukul 23.00 WIB atau sehari sebelum gempa dan tsunami terjadi.
Sempat menginap di sebuah penginapan dekat Bandara Mutiara SIS Aljufri Palu, keesokan harinya Andi mencari penginapan lain yang lokasinya tak jauh dari restoran cepat saji yang akan dipasang mesin penjernih air.

Restoran itu berada di dalam kompleks Palu Grand Mall.
Setelah survei sebentar pada pagi harinya Jumat (28/9/2018), Andi kembali masuk ke penginapan karena pengerjaan mesinnya baru mulai dilakukan pada malam hari.
"Jam dua siang mulai terjadi gempa kecil. Jam lima sore gempa lagi, tapi masih kecil. Mulai Magrib baru terjadi gempa besar," kenang Andi yang masih merasa syok.
Menurut Andi, gempa yang muncul secara terus-menerus itu membuat kepanikan menjalari penginapan.