Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jejak Saminisme Bisa Dilihat di Museum Ronggowarsito

Di Museum Ronggowarsito memiliki koleksi kebudayaan Suku Samin, seperti wayang golek samin.

Penulis: Bare Kingkin Kinamu | Editor: suharno
TRIBUN JATENG/BARE KINGKIN KINAMU
Wayang Golek Suku Samin di Museum Ronggowarsito. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Bare Kingkin Kinamu

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suku Samin dikenal sebagai penganut ajaran Mbah Samin Surosentiko.

Samin Surosentiko yakni warga Blora yang memiliki ajaran sedulur sikep.

"Pada waktu penjajahan mereka memerangi penjajah sesuai ajaran mereka," tutur warga Semarang, M. Syamsul Bahri yang sempat bertemu dengan keturunan Suku Samin di Blora kepada Tribunjateng.com, Sabtu (13/10/2018).

Lalu apa saja sebenarnya ajaran Saminisme itu?

Dari keterangan Syamsul Suku Samin memiliki ajaran sendiri, ajaran tersebut dinamakan dengan ajaran sikeb.

Di Museum Ronggowarsito memiliki koleksi kebudayaan Suku Samin, seperti wayang golek samin.

"Ini satu di antara beberapa kebudayaan suku Samin di Ronggowarsito, yakni Wayang Golek Samin," tutur pemandu dari Museum Ronggowarsito, Ria Mustaqim kepada Tribunjateng.com.

Baca: Ayo Wisata ke Museum Ronggowarsito, Ada Batu Meteor hingga Jenis Keramik dan Batik

Wayang golek samin memiliki ciri khas bulu burung merak.

Wayang golek tersebut mencerminkan kejujuran para penganut Saminisme.

Sekarang, Mbah Pramuji sebagai penerus kebudayaan Samin di Blora.

Berikut ini ajaran-ajaran Suku Samin: Tidak poligami, tidak berpeci, tidak memakai celana panjang, tidak sekolah, menolak kapitalisme, dan tidak berdagang.

Dari cerita Mbah Pramuji ada paradok kehidupan pada kehidupan Suku Samin.

Samin terkesan memiliki konotasi negatif.

"Mereka lebih suka disebut penganut sikep," jelas Syamsul.

Di zaman sekarang Suku Samin sangat terbuka kepada dunia luar.

Dari keterangan Syamsul Bahri, ajaran Saminisme menyebarkan demen becik, rukun, seger, waras, adem ayem tentrem.

Di Museum Ronggowarsito jejak sejarahnya bisa ditemukan di lantai dua.

Keberagaman tersebut mencerminkan Indonesia kaya akan kebudayaan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved